MILITAN YAMAN

Serangan Bom Tewaskan 7 Pemberontak Houthi

CNN Indonesia
Selasa, 30 Sep 2014 20:47 WIB
Sebuah serangan bom meledak menyasar kelompok militan Yaman yang memeluk Islam beraliran Syiah, Al-Houthi, menewaskan setidaknya tujuh orang.
Semenjak Al-Houthi mengusai Mareb, serangan bom kerap terjadi kepada kelompok ini karena sebagian besar penduduk Mareb memeluk agama Islam beraliran Sunni. (Reuters/Mohamed al-Sayaghi)
Sana'a, CNN Indonesia -- Serangan bom meledak di dekat sebuah rumah sakit yang dikuasai oleh kelompok radikal Islam beraliran Syiah Al-Houti di Provinsi Mareb, menewaskan setidaknya 7 orang.

Ledakan bom ini merupakan serangan bom kedua dalam minggu ini.

Sebelumnya, serangan bom juga terjadi pada Minggu (28/9), melukai puluhan anggota kelompok militan Al-Houthi, termasuk tiga di antaranya yang saat ini berada dalam kondisi kritis, menurut keterangan saksi mata di Distrik Al Gafra, Mareb, kepada CNN, Selasa (30/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semenjak Al-Houthi mengusai Al Gafra, daerah yang menghubungkan Provinsi Mareb dengan ibu kota Yaman, Sana'a, serangan bom kerap terjadi kepada kelompok ini karena sebagian besar penduduk Mareb memeluk agama Islam beraliran Sunni.

"Setelah Al-Houthi menguasai Sana'a, kelompok Al-Kaidah yakin bahwa Al-Houthi ini akan melebarkan sayap ke Provinsi Mareb dan Baitha. Semakin lebar ekspansi Al-Houthi, semakin banyak serangan bom kepada mereka," kata Ketua organisasi politik Abaad Strategic Center yang bermarkas di Sana'a, Abdul Salam Mohammed.

Serangan bom ini menodai gencatan senjata yang disepakati oleh kelompok pemberontak Al-Houthi, Presiden Yaman Abduradu Hadi dan beberapa pejabat penting negara pekan lalu.

Sehari sebelum serangan bom, kelompok Al-Houthi menuntut mundur kepala Militer Nasional Yaman dan menilai dia terlibat dengan intelijen Amerika. Bentrokan tak terhindarkan terjadi antara tentara pemerintahan dan pasukan bersenjata Houthi yang mengepung kediaman Kepala Militer Nasional Yaman, Dr. Ali Al-Ahmadi, mengakibatkan tujuh orang tewas.

Pekan lalu, kesepakatan yang ditengahi PBB berakhir lebih dari satu bulan menyusul aksi protes pendukung Houthi yang mengakibatkan ratusan orang meninggal atau terluka

Setelah kejadian itu, pemerintah Yaman sepakat melakukan gencatan senjata dan Presiden Abduradu Hadi setuju untuk mengangkat perdana menteri baru paling lambat tiga hari setelah perjanjian itu, menyusul mundurnya mantan perdana menteri Mohammed Salem Basindwa.

Basindwa menyetujui permintaan militan untuk mundur dan menyatakan dia telah melakukan yang terbaik untuk Yaman.

Meskipun telah 48 jam berlalu, hingga saat ini presiden belum juga mengumumkan perdana menteri baru.

Pada awal pekan lalu, 15 pejuang Al-Houthi meninggal dan puluhan lain luka-luka akibat serangan bom yang meledak di markas pendukung Al-Houthi di sebelah barat Provinsi Saada, daerah asal pemimpin Al-Houthi, Abdul Malik.

Kementerian Kesehatan Yaman memperkirakan total kematian akibat bentrokan tentara pemerintah Yaman dan pejuang Al-Houthi di Sana'a hingga saat ini mencapai lebih dari 350 orang, dan ribuan lain terluka.

Meskipun pemerintah Yaman dan Al-Houthi sepakat untuk melakukan gencatan senjata, aggota kelompok ini masih tersebar di penjuru daerah ibu kota Sana'a untuk berjaga-jaga.

Kelompok pemberontak Al-Houthi memeluk agama Islam beraliran Syiah telah lama melakukan aksi pemberontakan kepada pemerintah Yaman karena menilai pemerintah Yaman dikuasai oleh umat Muslim Sunni. Kelompok yang menamakan diri dari pemimpin mereka terdahulu, Hussein Badreddin al-Houthi melakukan pemberintakan terbesar pada tahun 2004, menewaskan sejumlah petinggi militer Yaman.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER