Jakarta, CNN Indonesia -- Nyoman Iswarayoga selaku Direktur Advokasi dan Komunikasi WWF Indonesia menyebutkan bahwa pola konsumsi masyarakat yang berlebihan diduga sebagai salah satu penyebab berkurangnya populasi hewan di muka bumi.
"Jika kita telisik, hewan tersebut satu persatu terancam punah karena pola konsumsi dan industri yang buruk" ujar Nyoman kepada CNNIndonesia.
Ia menilai, tuntutan yang berlebihan dan gaya hidup di kalangan menengah ke atas menimbulkan tekanan berat terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu kalangan penduduk miskin tidak mampu memenuhi kebutuhannya akan makanan, pelayanan kesehatan, tempat berteduh, dan pendidikan.
Pola konsumsi negara-negara maju yang cenderung berlebihan, secara langsung akan berpengaruh pada eksploitasi sumber daya alam di negara berkembang yang sedang memacu ketertinggalannya dengan negara-negara industri tersebut.
Ini ditambah lagi dengan pembukaan lahan oleh industri yang tidak memperhatikan ekosistem, membuat satu persatu hewan di suatu negara menghilang karena kehabisan tempat tinggal.
"Harus ada kesepakatan yang jelas antara pemerintah dengan pelaku industri,sehingga tidak ada yang dirugikan satu sama lain karena alam dan industri adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan," ujar Nyoman.
Menurut laporan WWF Internasional, populasi ikan, burung, mamalia, amfibi, dan reptil di seluruh dunia turun sampai 52 persen antara 1970 sampai 2010.
Laporan WWF berjudul "Living Planet Report" menyatakan bahwa kebutuhan manusia saat ini 50 persen melebihi daya tahan alam.
Indikasinya adalah penebangan pohon, pemompaan air bawah tanah, dan pengeluaran emisi karbondioksida yang melampaui daya tampung bumi.
Di Indonesia, menurut Nyoman, berkurangnya populasi hewan tersebut memang belum terasa secara langsung.
Namun perlindungan terhadap hewan yang dilindungi harus menjadi perhatian pemerintah, terutama mengingat banyaknya perburuan liar dan penangkapan hewan di Indonesia.
"Harimau, orangutan dan maleo merupakan salah satu contoh hewan yang masih diburu oleh banyak orang di Indonesia," ujar Nyoman.