Hong Kong, CNN Indonesia -- Pemimpin Hong Kong, Leung Chun-ying menolak tuntutan demonstran untuk mundur dari jabatannya paling lambat Kamis (3/10) tengah malam.
Leung Chun-ying justru memperingatkan demonstran akan ada konsekuensi serius jika mereka mencoba mengepung atau menduduki gedung pemerintah.
Leung berbicara pada wartawan hanya beberapa saat sebelum tenggat waktu yang diberikan demosntran padanya.
Ia juga menjelaskan bahwa Sekretari Negara Carrie Lam akan segera mengadakan pertemuan dengan demonstran guna membicarakan reformasi politik, namun ia tidak memberikan jadwal pasti kapan pertemuan itu akan dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa kericuhan, ribuan massa yang berkumpul di luar kantor Leung Chun-ying mendengungkan kekecewaan mereka.
"Tuntutan kami sangat sederhana. Kami ingin demokrasi yang sesungguhnya. Ketika Anda meminta apel, anda seharusnya mendapatkan apel, bukan mendapatkan jeruk yang dibuat seperti apel," ujar Howard Hu, seorang insinyur, 35 tahun.
Banyak yang menduga otoritas Hong Kong sengaja mengulur waktu dan menunggu demonstran bubar dengan sendirinya.
"Pemerintah mengatakan mereka akan berdialog dengan kami, tapi kami sudah bisa menduga apa hasilnya. Mereka sudah memiliki jawaban atas tuntutan kami. Mereka tidak akan membiarkan kami memiliki hak pilih penuh," kata Isaac Chan, 22, demonstran yang bekerja sebagai guru musik.
Hingga dini hari tadi, hanya sekitar 1000 orang demonstran yang bertahan.
Demonstran dari kelompok pelajar menerima tawaran dialog, tapi mereka menyerukan agar demosntran tetap berada di jalan untuk memberikan tekanan kepada pemerintah.
Puluhan ribu orang membanjiri jalanan Hong Kong minggu lalu, menuntut hak penuh untuk memilih pimpinan Hong Kong secara langsung, bebas dari campur tangan Tiongkok.
Konsekuensi SeriusAksi demosntrasi yang diberi nama "Occupy Central" ini adalah yang terbesar semenjak Hong Kong kembali ke Tiongkok pada 1997.
Minggu lalu, polisi menyemprotkan gas air mata, air merica, dan memukul demonstran dengan pentungan untuk membubarkan mereka.
"Saya tidak akan mundur karena saya membawa mandat dari pemilih saya. Di tempat manapun di seluruh dunia, jika ada pemrotes mengepung, menyerang dan menduduki gedung vital dari pemerintah seperti kantor polisi atau kantor kepala daerah, konsekuensinya serius," ujar Leung Chun-ying.
Di lain pihak, Tingkok menyatakan bahwa protes "Occupy Central" adalah gerakan ilegal, namun tidak merespon demonstran terlalu keras karena takut imbas negatif terhadap ekonomi Hong Kong.