Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Inggris David Cameron jelas muak dengan perlakuan militan Negara Islam Irak dan Suriah. Ia menilai eksekusi yang videonya disebarkan di dunia maya adalah perbuatan barbar dan menjijikan.
“Alan pergi ke Suriah untuk sebuah misi kemanusiaan, justru dieksekusi. Kami sudah muak,” kata kata Cameron.
Sebelumnya, militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kembali merilis sebuah video berisi sebuah proses eksekusi. Kali ini korban kebrutalannya adalah seorang warga negara Inggris, Alan Henning. Pemenggalan ini ditunjukkan dalam video yang dirilis pada Jumat, 3 Oktober 2014 malam di sebuah perbatasan antara Irak dan Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Inggris, kata Cameron, jelas tak akan tinggal diam. Atas perlakuan ISIS terhadap warga negaranya, Inggris bakal sebisa mungkin bertekad untuk memburu para pembunuh Alan Henning. “Kami pasti akan menyeret mereka ke pengadilan,” kata Cameron. “Sebab perlakuan mereka sungguh menjijikan.”
Video ini menjadi video eksekusi keempat yang dirilis oleh kelompok militan pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi tersebut. Sebelumnya, ISIS telah mengeksekusi wartawan AS, James Foley dan Steven Sotloff, serta seorang petugas kemanusiaan Inggris, David Haines.
Menanggapi kemalangan yang mendera warga Inggris, Presiden Amerika Serikat Barrack Husein Obama langsung mengatakan jika negaranya akan terus membantu Inggris. Menurutnya, video ini tak hanya tertuju pada negara sekutunya itu. “Pesan ini juga untuk Amerika, Jadi kami akan ikut menyeret para pembunuh Jim Foley, Steven Sotloff dan David Haines - ke pengadilan,” katanya tegas.
Dalam video eksekusi, Alan Henning tampaknya membaca dari sebuah naskah yang sudah dipersiapkan. "Karena keputusan parlemen Inggris untuk menyerang Negara Islam, saya, sebagai anggota masyarakat Inggris, sekarang akan membayar harga untuk keputusan itu," kata Henning sebelum akhirnya dieksekusi.
Di akhir video algojo ISIS ini menyampaikan ancaman lainnya. Ia mengancam akan mengeksekusi sandera lain yang diidentifikasikan sebagai seorang warga Amerika Serikat, Peter Kassig, jika AS dan sekutunya tidak menghentikan gempuran terhadap ISIS.