Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak Korea Utara dan Korea Selatan sepakat untuk melanjutkan dialog rekonsiliasi antara kedua negara yang masih dalam status berperang tersebut.
Kesepakatan ini disetujui kedua negara setelah pejabat Korut secara mengejutkan menghadiri penutupan Asian Games di kota Incheon, Korsel, Sabtu (5/10) dengan pemberitahuan yang disampaikan hanya 24 jam sebelum kedatangan.
Delegasi Korut dipimpin oleh Hwang Pyong-so, atau yang dikenal dengan orang nomor dua bagi pemimpin Kim Jong-un.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat kedua negara melakukan pertemuan pada Senin (7/10) dan sepakat untuk melanjutkan perundingan rekonsiliasi yang sebelumnya selalu gagal karena Korut melakukan walk-out jika tidak setuju dengan tawaran yang disampaikan, atau bahkan mengancam akan mengubah Korsel menjadi "lautan api."
Kesepakatan ini adalah angin segar bagi hubungan kedua negara yang memanas, terlebih karena ancaman rudal jarak jauh Korut terhadap Korsel.
Menurut Presiden Korsel Park Geun-hye, kunjungan delegasi Korea Utara itu adalah kesempatan baik untuk membuka saluran dialog kedua negara.
Sebelumnya, kedua negara sepakat untuk melanjutkan dialog pada November tahun lalu, namun tidak terlaksana hingga tujuh bulan kemudian.
Park mengatakan bahwa Pyongyang masih harus menunjukkan sikap yang tulus untuk memperbaiki hubungan kedua negara, sekaligus berkomitmen dialog akan dilakukan secara rutin, tidak hanya sesekali.
"Kita harus memastikan kontak tingkat-tinggi ini akan berlanjut pada dialog rutin, tidak hanya satu kali," kata Park.
Salah satu isu yang diharapkan dapat dibicarakan secara serius adalah reuni keluarga yang terpisah saat dua Korea memisahkan diri pada tahun 1940an.
Kedua Korea secara teknis masih berperang setelah konflik tahun 1950-1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata.
Sudah pernah dilakukan 19 kali reuni keluarga sejak pertama kali digelar tahun 1985. Korsel ingin agar reuni ini dilakukan secara rutin, mengingat usia para peserta yang kian menua.
Reuni terakhir terjadi pada Februari lalu, digelar di hotel yang tidak jauh dari wilayah perbatasan militer Korea.
"Kami katakan bahwa isu keluarga yang terpisah ini adalah yang paling mendesak dan penting, jadi saya kira kita perlu mengangkat masalah ini," kata juru bicara Kementerian Persatuan Korea, Lim Byeong-cheol.
Pejabat Amerika Serikat yang mengunjungi Seoul menyambut baik kesepakatan untuk melanjutkan dialog kedua negara.
"Saya tegaskan, bahwa ini sesuai dengan kebijakan AS dan kami mendukung upaya Korsel untuk mempromosikan dan meningkatkan hubungan antar-Korea," kata Wakil Menteri Luar Negeri AS, Daniel Russel.