Jakarta, CNN Indonesia -- Demonstrasi kelompok pro-demokrasi di Hong Kong akhir September lalu membuat perhatian dunia tertuju pada Hong Kong dan Tiongkok.
Protes keras menuntut demokrasi penuh menyusul keputusan Tiongkok untuk menetapkan calon pemimpin Hong Kong pada pemilu 2017.
Sejarah modern Tiongkok
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiongkok merupakan negara dengan tingkat populasi di dunia, dengan rentang sejarah panjang selama hampir 4000 tahun.
Masa kejayaan dinasti-dinasti Tiongkok melahirkan temuan yang hingga kini digunakan oleh umat manusia di seluruh dunia, seperti kertas, kompas, uang, sistem bank, hingga bubuk mesiu.
Sejarah modern Tiongkok dimulai pada 1911 yang ditandai dengan berakhirnya kekuasaan dinasti Qing dan Republik Tiongkok diproklamirkan oleh Sun Yat-sen.
Setelah 20 tahun perang sipil, pada 1949, Mao Zedong membawa Tiongkok ke rezim komunis, mengubah nama negara menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
Partai komunis Zedong menang melawan partai nasionalis, dan partai nasionalis mundur ke Taiwan, membentuk pemerintahan baru di sana.
Meskipun mengklaim sebagai negara merdeka, Tiongkok tak pernah mengakui kedaulatan Taiwan.
Dua tahun setelah kemenangan Zedong, Tibet menjadi bagian dari Tiongkok.
Sejak invasi Zedong, perlawanan dari Tibet untuk melepaskan diri dari Tiongkok, selalu berhasil digagalkan oleh Tiongkok.
Mao Zedong melahirkan gerakan "Lompatan Jauh Ke Depan" pada 1958, berisi program kerja Tiongkok setiap 5 tahun.
Program ini mengharuskan perekonomian dijalankan secara terpusat, pertanian dan industri dilakukan secara intensif. Jutaan tewas karena kerja paksa dan kelaparan menyusul gagal panen.
Pada 1976, Mao Zedong meninggal dan tampuk kekuasaan Tiongkok jatuh pada Deng Xiaoping.
Rezim baru Deng Xiaoping menghentikan sistem pertanian terpusat, dan mengizinkan kepemilikan swasta.
Xiaoping juga membawa Tiongkok menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia saat ini. Namun Partai Komunis tetap mendapatkan monopoli mereka atas kekuasaan politik dan ekonomi di Tiongkok.
Kebebasan warga tetap dibatasi, dan semua upaya perlawanan terhadap negara akan dibungkam.
Peristiwa Tiananmen Deng Xiaoping, menggantikan Mao Zedong dan membawa Tiongkok ke kejayaan ekonomi (Getty Images/Fatchoi) |
Demonstrasi Hong Kong yang dimulai dua pekan lalu mengambil semangat dari peristiwa Tiananmen, protes terbesar sepanjang sejarah Tiongkok.
Lebih dari satu juta orang yang teridiri dari mahasiswa dan pekerja berdemonstrasi di lapangan Tiananmen selama enam minggu di tahun 1989.
Mereka menuntut iklim demokrasi yang lebih terbuka, dan peristiwa ini disiarkan oleh berbagai media ke seluruh dunia.
Meski begitu, pada 4 juni 1989, aparat Tiongkok membubarkan demonstrasi dengan menembakkan peluru ke arah demonstran secara sporadis.
Hingga kini, tidak ada angka pasti soal jumlah demonstrasi yang tewas. Beberapa menyebut ratusan, sementara yang lain menyebut ribuan.
Media-media barat menyebut peristiwa ini sebagai pembantaian, dan Amerika Serikat memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Tiongkok sebagai akibat pelanggaran hak asasi manusia secara brutal.