PESAWAT HILANG

Babak Baru Pencarian MH370 Dimulai

CNN Indonesia
Senin, 06 Okt 2014 15:32 WIB
Sejak menghilang Maret lalu, pesawat MH370 masih belum diketahui rimbanya. Diduga, pesawat ini berbelok ke selatan dan jatuh di Samudera Hindia.
Pencarian MH370 akan dilakukan dengan kembali menyusuri Samudera Hindia. (Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Babak baru pencarian pesawat Malaysian Air MH370 telah dimulai.

Kapal pencari GO Phoenix telah tiba di wilayah Samudera Hindia selatan, dan memulai pencarian pada Senin (6/10), seperti disampaikan oleh Dewan Keamanan Transportasi Australia.

Dilaporkan akan ada dua kapal tambahan untuk membantu pencarian pesawat MH 370 ini, sehingga total akan ada tiga kapal yang dikerahkan dalam pencarian dengan sonar untuk menemukan puing pesawat tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menghilangnya MH370 ini disebut sebagai misteri terbesar dalam sejarah penerbangan komersial, karena hingga kini belum ada satu pun bukti terkait keberadaan pesawat tersebut.

Pencarian MH370 masih berlanjut setelah lebih dari enam bulan sejak pesawat tersebut menghilang, dan keluarga korban menganggap pemerintah Malaysia menutup-nutupi apa yang terjadi.

Sebelumnya, pada tanggal 8 Maret 2014, sekitar pukul 01.30 GMT 7, pengendali lalu lintas udara di Subang, dekat Kuala Lumpur, kehilangan kontak dengan Malaysia Airline nomor penerbangan MH370 dengan tipe pesawat Boeing 777-200ER di atas laut antara Malaysia dan Vietnam.

Transponder pesawat yang berfungsi untuk mengirimkan informasi ketinggian, kecepatan dan posisi pesawat, secara tiba tiba berhenti mengirimkan sinyal dan menghilang tanpa jejak.

Puluhan pesawat dan kapal dari 14 negara dikerahkan untuk mencari pesawat tersebut di wilayah Laut Tiongkok Selatan, selatan Vietnam dan semenanjung Malaysia.

Menurut analisa sinyal, diduga pesawat berbelok arah dan terbang ke arah Samudera Hindia, sekitar 2.000 km di lepas pantai barat Australia.

Setelah pencarian intensif selama tujuh minggu dan tidak membuahkan hasil, fokus pencarian dari awalnya lewat udara dialihkan menjadi pencarian bawah air setelah sinyal "ping" yang terdeteksi namun tidak diketahui keberadaannya.

Pesawat Malaysia Airlines hilang dalam perjalanan ke Tiongkok, hingga kini tidak diketahui rimbanya. (flightlevels)


Ratusan Ribu Kilometer Dipetakan

Pencarian aktif akhirnya ditunda beberapa saat, pada masa penundaan ini, pemerintah Australia membuat pemetaan dasar laut di Samudera Hindia. Wilayah seluas 111 ribu kilometer persegi telah dipetakan oleh pemerintah Australia.

"Pemetaan yang ada sebelumnya masih menggunakan resolusi yang rendah, dan kita butuh pemetaan yang lebih akurat," ujar Stuart Minchin, Kepala Divisi Geoscience Lingkungan Australia.

Menurut Minchin, mendapatkan gambaran akurat sangat penting sebagai dasar untuk melakukan pencarian bawah air pada masa yang akan datang karena sekaligus mencegah kerusakan bawah air.

"Pada tahap kedua pencarian, kami menggunakan perangkat penarik yang lebih dekat dengan laut dan resolusi yang paling bagus, sehingga tidak mengangkat benda-benda yang tidak perlu," kata Minchin.

"Lokasi ini sangat terpencil dan sangat jauh dari pantai, ini pertama kalinya kami melakukan ini."

Atas permintaan pemerintah Malaysia, pemerintah Australia dalam hal ini Lembaga keselamatan transportasi Australia (ATSB) telah ditunjuk sebagai pemimpin pencarian.

"Kompleksitas sekitar pencarian tidak dapat diremehkan, ini melibatkan wilayah Samudera Hindia yang luas dan data yang dimiliki terbatas," ujar pihak ATSB.

Pada perkembangan selanjutnya, pemerintah Australia menunjuk lembaga survei Fugro dari Belanda untuk melakukan pemetaan untuk bawah laut bersamaan dengan kapal GO Phoenix yang disediakan pemerintah Malaysia, sebelum kapal Furgo Discovery dan Furgo Equator bergabung bulan depan.

"Rencana saat ini kita akan semakin mempersempit area pencarian dalam kurun waktu satu tahun," ujar Martin Dolan, Komisari Utama dan CEO dari ATSB kepada CNN melalui telpon.

Dolan menyebutkan kalau kemungkinan pesawat akan ditemukan di ujung selatan dari peta pencarian, karena mereka telah melakukan fokus pencarian di daerah tersebut termasuk mengumpulkan informasi dari gambar satelit terkait fokus lokasi pencarian tersebut.

US$60 Juta

Dan jika nantinya reruntuhan tersebut ditemukan, Pemerintah Australia masih membahas dengan pihak Malaysia bagaimana untuk menindak lanjuti penemuan bangkai pesawat tersebut.

"Jika anda memiliki puing-puing pesawat untuk diidentifikasi, maka dibutuhkan pemetaan dan pemotretan puing yang memakan waktu minimal satu bulan, dan hingga itu ditemukan, kita belum memikirkan urutan apa yang akan dilakukan untuk mengevakuasi puing dan jasad manusia yang nantinya ada disana," Ujar Dolan.

Hingga saat ini, hampir 60 juta dolar dialokasikan oleh pemerintah Australia Untuk melakukan pemetaan dan pencarian di bawah air, dan pengeluaran tersebut juga akan ditanggung oleh pemerintah Malaysia sendiri sebagai pihak yang paling berkepentingan.

"Jika nantinya kita tidak menemukan pesawat tersebut, ini akan jadi masalah besar bagi pemerintah untuk tetap melanjutkan atau menghentikan pencarian tersebut, namun saya tidak bisa bespekulasi apapun sekarang," ujar Dolan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER