Jakarta, CNN Indonesia --
Sebuah kapal angkatan laut milik Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan pada Selasa (7/10) setelah sebuah kapal patroli milik Korea Utara melintas di lepas pantai Semenanjung Barat, lokasi yang telah lama menjadi sengketa kedua negara.
Kapal Korea Utara tersebut melepaskan tembakan balik, lalu kemudian mundur.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada korban di kedua belah pihak karena tidak ada tembak menembak ke arah kapal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi "pamer senjata" antar kapal perang Korut dan Korsel bukanlah hal yang pertama kali terjadi.
Kedua negara ini pernah melakukan hal serupa yang mengakibatkan Korut melakukan pemboman di dekat Pulau Yeounpyeong pada tahun 2010 hingga menewaskan empat orang, termasuk dua warga sipil.
Di tahun yang sama kapal Korsel yang sedang berpatroli di daerah itu juga diserang oleh tembakan torpedo hingga tenggalam dan menewaskan 46 pelaut Korsel.
Korsel menyalahkan Korut, namun Korut mengelak.
Akibat serangan tersebut, Korsel kemudian memutus komunikasi dengan Korut, kecuali kerjasama pabrik Korsel yang berada di Kaesong, Korut.
Lokasi di sekitar Yeonpyeong selama ini menjadi ajang bentrokan Korut dan Korsel sejak dulu dan kerap memakan korban.
Korut juga kerap memicu kekesalan Korsel dengan tidak mengakui dan sengaja melintasi perbatasan laut yang telah ditentukan.
Aksi saling tembak yang baru terjadi mengejutkan sebab Minggu lalu, pejabat penting Korut baru saja melakukan pertemuan dengan pejabat Korsel untuk melanjutkan perundingan yang dilakukan pada Februari.
Pertemuan tersebut diharapkan menjadi terobosan soal kelanjutan hubungan kedua negara yang selalu tegang setelah perang pada 1950-1953 yang berakhir dengan gencatan senjata.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korsel juga mengunjukkan indikasi berbaikan dengan Korut dengan mengizinkan kelompok-kelompok badan kemanusiaan dan keagamaan berkunjung ke Korut.