Incheon, CNN Indonesia -- Sebuah kunjungan mendadak oleh seorang delegasi senior Korea Utara ke Korea Selatan dan hilangnya pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dari publik telah memunculkan spekulasi tentang kesehatan Kim dan stabilitas pemerintahannya.
Namun, analis-analis AS mengatakan kedua kejadian tersebut dapat diterjemahkan sebagai taktik diplomasi Pyongyang.
Tujuannya hanya untuk mengalihkan dan melemahkan tekanan komunitas internasional terhadap program senjata nuklir dan rekam jejak pelanggaran hak asasi manusia di Korea Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat-pejabat Korea Utara telah membantah hilangnya Kim dari publik setelah 3 September berkaitan dengan kesehatannya.
Seorang pejabat AS yang memahami isu Korea Utara juga berkata tidak ada indikasi Kim sedang sakit berat atau berada dalam masalah politik.
Walaupun masih ada kemungkinan Kim menderita masalah kesehatan ringan, Washington yakin Kim sekarang telah memantapkan kekuatannya di pemerintahan Korea Utara setelah ia mengeksekusi pamannya yang juga penasihat dekatnya.
“Tidak ada tanda-tanda adanya gejolak politik,” ujar seorang pejabat AS yang tidak ingin namanya disebut. Ia juga mengatakan absennya Kim dari beberapa pertemuan penting bukanlah sesuatu yang abnormal melihat rekam jejak ayahnya Kim Jong Il dan kakeknya Kim Il Sung.
Kedua negara telah setuju untuk melanjutkan pembicaraan tentang rekonsiiliasi setelah Korea Utara mengirimkan delegasi paling seniornya ke Incheon, Korea Selatan.
Delegasi tersebut, yang secara formal dikirim untuk menghadiri acara penutupan Asian Games, terdiri dari orang-orang dekat Kim.
Presiden Korea Selatan Park Geun-hye telah mendorong dilanjutkannya pembicaraan tingkat tinggi yang telah dihentikan sementara dari Februari.
Pejabat-pejabat Korea Utara juga telah setuju pejabat-pejabat senior akan bertemu antara Oktober akhir dan November awal.
Perkembangan ini sangat bertolak belakang dengan serangan-serangan dari media Korea Utara terhadap Korea Selatan beberapa bulan lalu.
Hari ini, Senin (7/10), aksi saling tembak antara kapal perang kedua negara juga terjadi di daerah Semenanjung Barat yang telah lama menjadi sengketa kedua negara.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan AS tengah berkonsultasi dengan pemerintah Korea Selatan sewaktu kunjungan mendadak Korea Utara sedang berlangsung. Washington menolak mengklarifikasi apakah mereka sudah menduga akan ada kunjungan tersebut.
Kemungkinan motif Korea UtaraAlexandre Mansourov, seorang spesialis Korea Utara di Universitas Johns Hopkins, mengatakan Korea Utara mungkin sedang berusaha terlihat di Asian Games untuk propaganda domestiknya sendiri.
Ia juga mengatakan ada kemungkinan Korea Utara ingin mengalihkan perhatian dunia dari program nuklir serta rekam jejak hak asasi manusia mereka.
Beberapa minggu ke depan, Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mendebatkan resolusi yang mengkritisi rekam jejak HAM Korea Utara.
Ritual tahunan ini akan lebih berbobot karena adanya sebuah laporan oleh penyelidik dari PBB yang mengkritisi kamp kerja paksa Korea Utara.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengimbau Korea Utara untuk menutup kamp-kamp tersebut seraya mengatakan penyiksaan dan eksekusi sistematis yang dilakukan oleh Korea Utara telah mempermalukan negara tersebut.
Joel Wit, seorang penanggungjawab proyek pengawasan Korea Utara bernama 38 North, mengatakan jika pembicaraan antara Korea Utara dan Selatan berjalan lancar, AS akan makin terisolasi karena negara adidaya tersebut telah memberi berbagai persyaratan agar pembicaraan internasional tentang program nuklir Korea Utara dapat berjalan kembali.
Duta Besar Korea Utara untuk PBB di Geneva telah mengatakan negaranya siap melanjutkan pembicaraan internasional tersebut namun Washington mengatakan Pyongyang harus mengambil langkah-langkah awal penghentian nuklir dan menghentikan aksi-aksi provokatif.
Mansourov memperkirakan Kim akan muncul lagi ke publik dalam waktu dekat ini.
Menurut Mansourov, 10 Oktober akan menjadi tanggal penting karena menandai lahirnya Partai Komunis Korea Utara.
Pada hari itu, pejabat-pejabat Korea Utara lazimnya muncul di publik untuk merayakannya