Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Barack Obama mengatakan pemerintahnya akan mengembangkan pemindaian lebih rinci terhadap para penumpang pesawat untuk mendeteksi virus Ebola.
Langkah pemindaian yang diumumkan Senin (6/10) ini akan dilakukan di negara-negara Afrika Barat yang dilanda wabah ini dan juga Amerika Serikat.
Sementara itu, pasien pertama yang didiagnosa terjangkit penyakit ini di wilayah Amerika Serikat, Thomas Eric Duncan, masih dalam kondisi kritis di satu rumah sakit di Dallas, Texas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Obama, yang menerima penjelasan dari pejabat terkait upaya mengatasi penyebaran virus ini, menegaskan penting untuk terus mengikuti protokol yang ada dengan ketat.
“Tetapi kami juga akan membuat protokol khusus yang membuat penumpang pesawat dari negara sumber penyebaran virus dan di Amerika Serikat untuk menjalani pemindaian tambahan,” kata Obama.
Akan tetapi, Gedung Putih mengatakan larangan bepergian dari negara-negara Afrika Barat, yang diminta oleh sejumlah pejabat AS, hanya akan memperlambat upaya mengatasi Ebola.
Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan para pejabat tidak ingin menghalangi sistem transportasi yang digunakan untuk mengirim pasok obat-obatan dan personel ke negara-negara Afrika Barat yang paling parah terkena wabah penyakit ini sehingga larangan bepergian tidak dipertimbangkan sama sekali.
Airlines for America, satu organisasi industri ini di Washington, secara terpisah mengatakan pihaknya akan bertemu dengan para pejabat kesehatan dan keamanan untuk membicarakan kemungkinan prosedur pemindaian tambahan di sejumlah negara di dunia akan membantu memperbaiki sistem yang sudah ada.
Aparat berwenang Amerika Serikat dan masyarakat negara itu menjadi waspada setelah diagnosa terhadap Duncan minggu lalu yang menimbulkan kekhawatiran bahwa wabah Ebola terburuk sepanjang massa ini akan menyebar dari Afrika Barat.
Duncan -yang terbang ke AS melalui Brussel dan Washington dari Liberia setelah menolong wanita yang kemudian meninggal karena Ebola- masih dalam kondisi kritis di rumah sakit Dallas.
Sebelumnya rumah sakit Kesehatan Presbiterian Texas hanya memberi antibiotik sebelum dua hari kemudian dibawa kembali dengan ambulans.
Para pejabat kesehatan mengatakan tidak satupun dari 10 orang yang diawasi setelah melakukan kontak langsung dengan Duncan yang memperlihatkan gejala Ebola.
Ebola bisa menyebabkan demam, muntah dan diare, menyebar melalui pertukaran cairan tubuh seperti darah atau ludah.
Pemeriksaan PenumpangSejumlah pakar kesehatan dan anggota DPR AS meminta pemerintahnya mempertimbangkan langkah memperketat pemindaian di bandar udara dan bea cukai negara itu, seperti memeriksa penumpang dengan pemindai demam.
Gubernur negara bagian Texas Rick Perry mengumumkan pembentukan satu gugus tugas negara bagian bidang penyakit infeksi pada Senin.
Dia mengatakan ada “kesalahan” dalam pemberian diagnosa Ebola di Dallas tetapi membela kinerja manajemen kesehatan masyarakat di wilayahnya.
“Saya tetap yakin bahwa prosesnya memang berjalan.” ujar Perry. “Tidak ada wabah di sini. Hanya ada satu pasien yang telah dirawat dengan baik.”
Perry juga meminta perbaikan prosedur pemindaian oleh Bea Cukai dan agen Pemeriksaan Perbatasan, seperti “mendapatkan informasi tambahan mengenai mereka yang datang dari wilayah dengan wabah Ebola serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan ketika penumpang tiba.”
Jumlah warga yang tewas di tiga negara miskin Afrika Barat: Liberia, Sierra Leone dan Guinea, terus bertambah.
Wabah Ebola telah menewaskan setidaknya 3.439 orang sejak Maret lalu, ditambah 7.500 orang telah pasti, mungin dan diduga terjangkit Ebola.
Selain ketiga negara itu, kasus Ebola juga ditemukan di Nigeria dan Senegal yang diyakini telah berhasil dikendalikan, dan satu kasus di Amerika Serikat.