Washington, CNN Indonesia -- Kekhawatiran merebaknya penyakit Ebola di Amerika Serikat tiba-tiba menyeruak setelah seorang penderita tewas di negara tersebut, setelah terbang dari Liberia.
Salah satu bentuk ketakutan ini adalah diliburkannya 200 orang pembersih kabin pesawat dan wacana dari beberapa anggota parlemen yang melarang masuk wisatawan dari negara-negara Afrika Barat ke AS.
"Bangsa ini sedang ketakutan akibat penyakit ini. Orang-orang takut terhadap Ebola karena tingkat kematiannnya dan pengetahuan yang sangat sedikit tentang penyakit ini," ujar Sylvia Burnwell, Menteri Kesehatan Amerika Serikat, pada Kamis (9/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Amerika Serikat sendiri minggu depan akan mulai mengecek penumpang pesawat secara intensif, terutama yang berasal dari Afrika Barat di lima bandara besar.
Para Pembersih kabin pesawat di Bandara LaGuardia, New York, meliburkan pekerjanya satu hari sebagai tindak lanjut perlindungan karyawan dari bahaya Ebola.
Pasalnya pekerjaan mereka riskan akan penularan virus seperti membersihkan muntah dan kamar mandi kabin pesawat.
"Tujuan utamanya adalah bisa melakukan pengecekan intensif di seluruh bandara internasional dalam mengantisipasi kasus Ebola dengan memperbanyak pos pemeriksaan yang beragam sebanyak mungkin," ujar Jeh Johnson, Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika serikat.
Larangan PerjalananDua puluh tiga Anggota Partai Republik dan tiga anggota anggota partai Demokrat dari parlemen AS telah menandatangani surat kepada Presiden Barack Obama agar menginstruksikan Departemen Luar Negeri untuk memberlakukan larangan perjalanan dan membatasi visa bagi warga negara Guyana, Liberia dan Sierra Leone.
Pada tanggal 8 Oktober, Pejabat pengawas kesehatan dan perbatasan juga menerima surat yang meminta agar adanya karantina selama 21 hari bagi siapa saja yang datang dari negara-negara yang terkena dampak Ebola.
Menurut laporan WHO, lebih dari 4.000 orang tewas akibat wabah Ebola tersebut, dan dari semua kasus, rata-rata 50 persen korban tewas sejak Maret tahun ini.
Saham di industri Lakeland, pembuat pakaian untuk menangani bahan berbahaya, naik lebih dari 50 persen karena banyaknya orang yang takut tertular penyakit tersebut.
Seorang tahanan perempuan yang ditahan oleh departemen imigrasi dan bea cukai dipindahkan karena dia berasal dari Liberia, walaupun tidak menunjukkan gejala terjangkit Ebola.
Di kesempatan lain di Washington, seorang senator dari Partai Republik menyarankan untuk mengalihkan dana sebesar US$750 juta dari anggaran perang Kementerian Pertahanan sebesar US$1 miliar, untuk memerangi Ebola.
Kekhawatiran menguat menyusul meninggalnya warga Liberia Thomas Eric Duncan yang baru terdeteksi Ebola setibanya di AS.
Penerbangan dan pekerja kesehatan di Amerika mengaku kecolongan karena tidak terdeteksinya penyakit dari tubuh Duncan.