VIRUS EBOLA

Terduga Pertama Pengidap Ebola Meninggal

CNN Indonesia
Kamis, 09 Okt 2014 05:05 WIB
Seorang warga negara Liberia yang didagnosa telah terjangkit virus Ebola di Amerika Serikat, akhirnya meninggal di ruang isolasi sebuah rumah sakit.
Terduga pertama penderita Ebola di Amerika Serikat akhirnya meninggal. (Reuters/ Ministry of Defence).
Amerika Serikat, CNN Indonesia --

Seorang warga negara Liberia yang didagnosis terjangkit Ebola di Amerika Serikat meninggal di ruang isolasi sebuah rumah sakit.

Pemerintah AS telah meminta berbagai bandara di AS untuk melakukan pemindaian lebih menyeluruh. Hal ini dilakukan untuk menghentikan virus tersebut menyebar di luar Afrika Barat.

Sang penderita, Thomas Eric Duncan, berada dalam kondisi kritis dan menggunakan alat bantu pernapasan. Dalam usahanya menjaga Thomas tetap hidup, Rumah Sakit Texas Health Presbyterian di Dallas telah mencoba memberikannya obat eksperimental.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami mengumumkan meninggalnya Thomas Eric Duncan pagi ini pukul 07.51 dengan kesedihan dan kekecewaan yang mendalam,” ujar juru bicara rumah sakit, Wendell Watson, seperti dikutip dari Reuters.

Menurut pejabat kesehatan AS, sekitar 48 orang yang telah berhubungan secara fisik, baik langsung maupun tidak, dengan Duncan sedang dalam pengawasan. Dan hingga kini, belum ada yang menunjukkan gejala-gejala terkena virus Ebola.

Kasus Duncan menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas pemindaian di bandara-bandara AS dan juga persiapan rumah sakit menerima pasien Ebola. Parlemen AS juga menekan pemerintahan Presiden Barack Obama untuk meningkatkan pemindaian dan bahkan melakukan pelarangan penerbangan.

Gedung Putih mengatakan, pemindaian ekstra bagi penumpang dari Afrika Barat yang baru tiba di AS akan dilakukan di lima bandara. Adalah Bandara John F. Kennedy di New York, Liberty di Newark, Dulles di Washington, O’Hare di Chicago, dan Hartsfield-Jackson di Atlanta.

Duncan mulai menampakkan gejala Ebola setelah ia tiba di Dallas untuk mengunjungi sanak keluarganya. Ia berobat ke rumah sakit pada 25 September dan diberikan antibiotik untuk rawat jalan.

Kondisinya memburuk, dan ia kembali ke rumah sakit pada 28 September dengan ambulan, yang kemudian didiagnosis terjangkit virus Ebola.

[Gambas:Video CNN]

“Saya menangis. Kami semua menangis,” ujar Wilfred Smallwood, saudara Duncan.

Tunangan Duncan yang sedang dalam karantina, Louise Troh mengatakan dalam pernyataan tertulisnya, “Penderitaan Duncan telah berakhir. Keluarga saya sangat sedih, namun kami menyerahkan semuanya pada Tuhan.”

Pihak rumah sakit belum memberitahu rincian yang akan dilakukan pada jasad Duncan. Namun mereka mengaku akan mengikuti aturan yang diberikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Pemindaian di Bandara

Banyak pertanyaan yang timbul atas keputusan rumah sakit melakukan rawat jalan pada Duncan. Dalam percobaan pengobatan eksperimental Ebola terhadap binatang, kemungkinan hidup bisa menurun jika penanganan dilakukan terlambat.

“Kamu dapat memiliki obat terbaik di dunia, namun ada saat di mana obat tersebut tidak akan bekerja,” ujar ahli virus Thomas Geisbert dari Universitas Texas Medical Branch.

Duncan dapat pergi ke AS dari Liberia karena ia tidak sedang mengalami demam saat dipindai di bandara. Ia juga menyatakan dirinya tidak bersentuhan dengan siapapun yang memiliki Ebola saat mengisi sebuah kuesioner.

Pejabat-pejabat Liberia mengklaim bahwa Duncan melakukan kebohongan saat mengisi kuesioner tersebut. Ia diduga bersentuhan dengan seorang wanita hamil yang kemudian meninggal karena Ebola.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER