Sydney, CNN Indonesia -- Dugaan bahwa pesawat Malaysia Airlines Flight MH17 jatuh karena tembakan rudal separatis pro-Rusia awalnya memunculkan isu bahwa Australia akan melarang Rusia untuk datang ke pertemuan G20 di Brisbane, Australia, bulan depan.
Namun, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, sebagai pemimpin yang paling mengkritisi Rusia dalam penanganan MH17, mengatakan pada Minggu (12/10) bahwa pelarangan tersebut tidak mungkin dilakukan Australia.
Sebaliknya, Abbott akan mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk berbicara langsung mengenai peristiwa jatuhnya Malaysia Airlines Flight MH17 yang disebut "membunuh" warga negara Australia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan 'shirtfront' dengan Putin, pasti," kata Abbott saat diwawancarai wartawan.
'Shirtfront' ialah istilah dalam peraturan Sepakbola Australia yang berarti memukul seseorang dari depan dan menjatuhkan mereka.
"Saya akan mengatakan kepada Putin bahwa warga Australia dibunuh oleh pemberontak Rusia dengan menggunakan peralatan yang disediakan Rusia," ujar Abbott.
Boeing 777 ditembak jatuh pada bulan Juli lalu di Ukraina timur dan menewaskan semua penumpang dan awak kapal.
Dari 298 orang korban, 28 warga Australia tewas.
Setelah kejadian tersebut, Abbott berada di garis depan dalam hal pembasmian pemberontak Rusia.
Abbott mengatakan bahwa ada "kepentingan besar" yang telah menghalangi berlangsungnya penyelidikan, karena penyelidik internasional pun tidak diizinkan mengakses lokasi kejadian jatuhnya MH17 oleh para pemberontak.