PEMERINTAHAN BOLIVIA

Teman-teman Anti-Amerika Morales

CNN Indonesia
Selasa, 14 Okt 2014 15:18 WIB
Presiden Bolivia, Evo Morales merupakan pemimpin sayap kiri, yang juga merupakan teman dari pemimpin anti-imperialis dan anti-kolonialis di dunia.
Presiden Bolivia Evo Morales mendongkrak perekonomian negara dengan berbagai strategi. (Reuters/David Mercado)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Bolivia, Evo Morales, kembali memenangi kursi presiden untuk yang ketiga kalinya dalam pemungutan suara yang dilakukan pada Minggu (12/10).

Kemenangan tersebut ia klaim sebagai kemenangan bagi kubu anti-imperialis dan ia dedikasikan kepada Fidel Castro.

"Ini adalah saat perdebatan dua model kepemimpinan; nasionalisasi atau privatisasi. Nasionalisasi menang 60% dan ini adalah kemenangan bagi anti-imperialis dan anti-kolonialis," kata Morales yang merupakan pemimpin kubu Sosialis di hadapan ribuan orang yang berkumpul di luar istana kepresidenan hari Minggu malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Morales juga mendedikasikan kemenangannya untuk para pemimpin sayap kiri, Fidel Castro dari Kuba.

Sejak berkuasa, Evo Morales telah menjalin hubungan erat dengan para pemimpin sayap kiri di Amerika Latin lainnya, terutama mendiang Hugo Chavez dari Venezuela dan Fidel dan Raul Castro dari Kuba. Sebaliknya, hubungan Bolivia dengan Amerika Serikat tidak terlalu baik.

Seperti Chavez, Morales juga menjalin hubungan dengan musuh AS lainnya yaitu Iran.

Siapa sajakah sekutu Morales? Berikut rangkuman dari berbagai sumber:

Mahmoud Ahmadinejad

Tahun 2010, Morales bertemu dengan Presiden Iran Ahmadinejad di Iran dalam rangka membicarakan hubungan bilateral, regional dan internasional.

Morales menggambarkan pertemuannya dengan Ahmadinejad sebagai upaya untuk menjangkau negara-negara yang ditolak oleh masyarakat internasional.

Ahmadinejad (Getty Images/Chris McGrath)
Bolivia menganggap Iran sebagai sehabat yang sama-sama revolusioner.

Bolivia akan mendukung politik dan perekonomian Iran, sementara Iran akan mendukung para perjuangan petani di Amerika Latin.

Investasi Iran di Bolivia berupa pabrik pengolahan susu, stasiun televisi dan radio serta pendanaan eksplorasi pembangkit listrik tenaga air.

Iran juga dilaporkan berminat memiliki cadangan uranium dan lithium Bolivia untuk digunakan dalam proyek-proyek nuklir Iran.

Hugo Chavez

Hubungan antar negara Venezuela dengan Bolivia berawal dari hubungan pribadi Morales dan HUgo Chavez yang sama-sama pemimpin sayap kiri.

Tahun 2006 Morales bertemu Hugo Chavez di Caracas.

Dalam pertemuan tersebut, Chavez menawarkan kiriman 150 ribu barel solar per bulan namun meminta untuk menjadi satu-satunya importir di Bolivia.

Sebagai gantinya Morales akan membayar Venezuela dengan produk pertanian dari Bolivia.

Hugo Chavez mendukung Morales ketika ia diserang oleh elite di timur negaranya dan Amerika Serikat.

Setelah hubungan Venezuela retak dengan AS, Venezuela bekerjasama dengan Bolivia dalam hal penggandaan ekspor tekstil.

Fidel Castro

Tahun 2005 Evo Morales mengunjungi Kuba setelah kemenangan pertamanya sebagai Presiden Bolivia.

Di Kuba, Morales menerima penghargaan dari Presiden Kuba Fidel Castro.

Morales menandatangani perjanjian kerjasama antara Bolivia dan Kuba di mana Castro menjanjikan bantuan kepada Bolivia dalam isu-isu seperti kesehatan dan pendidikan.
Fidel Castro. (Wikimedia)

Dalam pidatonya Morales menggambarkan Castro dan Chavez sebagai "komandan pasukan untuk pembebasan dari Amerika dan dunia".

Bersama Fidel Castro, dalam pidatonya saat pertemuan G20 tahun 2008, Morales mengatakan bahwa visi misi G20 didominasi oleh Presiden AS George W. Bush sehingga tidak fokus pada masalah negara miskin.

"Untuk keluar dari krisis ini kita harus menjauhi model ekonomi neo-liberal dan sistem kapitalisme," kata Morales.

Muamar al-Gaddafi

Morales menghadiri ulang tahun ketiga puluh sembilan Revolusi Libya, di mana ia bertemu dengan pemimpin Libya Kolonel Muammar al-Gaddafi di Benghazi.

Di Libya, Morales dan Gaddafi membicarakan hubungan diplomatik, perdagangan dan kerjasama energi.

Lewat Sekretaris Kongres, Muftah Queepe, mengatakan bahwa Libya mendukung proses revolusioner dan demokratis Morales di Bolivia.

Vladimir Putin

Tahun 2008, Bolivia membeli helikopter dari Rusia.

Tahun 2009, di tengah membaiknya hubungan antara kedua negara, Bolivia dan Rusia menandatangani berbagai perjanjian yang berkaitan dengan energi dan hubungan militer, kegiatan pertambangan dan pemberantasan narkoba.

Awal tahun 2014, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengunjungi Bolivia untuk bertemu dengan Evo Morales.

Vladimir Putin. (Reuters/Maxim Shemetov)

"Hubungan dengan Rusia selalu baik. Rusia juga mendukung perkembangan Amerika Latin," kata Morales kepada wartawan.

Morales mengatakan bahwa ia meminta Putin untuk menyegarkan kembali hubungan bilateral dengan Bolivia di bidang diplomatik, komersial dan investasi seperti pengadaan pesawat presiden, modernisasi angkatan bersenjata, dan pembangunan bandar udara.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER