Manila, CNN Indonesia -- Salah satu dari dua orang Jerman yang ditawan oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina selatan, mengatakan bahwa ia ditahan di tanah berlubang yang akan menjadi kuburannya jika tuntutan uang tebusan, sebesar US$ 5,6 juta tidak dibayar.
"Saya di sini berada dalam sebuah lubang besar berukuran tiga kali lima meter. Mereka mendorong saya dan mengatakan bahwa ini adalah kuburan saya. Mereka akan membunuh saya pada hari Jumat," kata dokter asal Jerman saat dipantau dalam wawancara radio di selatan Kota Zamboanga.
Sang dokter mengatakan ia telah kehilangan berat badan karena tidak cukup makan dan 10 pria bersenjata mengawasi selama 24 jam dalam sehari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga telah terpisah dari seorang wanita warga Jerman yang juga disandera sejak Senin (13/10).
"Saya berharap bisa keluar dari sini, tapi saya belum melihat seseorang dari pemerintah yang mencoba mengeluarkan saya," ujarnya.
Dokter dan seorang wanita asal Jerman yang menjadi sandera disekap oleh kelompok Abu Sayyaf pada bulan April ketika kapal pesiar mereka mogok di pulau selatan Palawan saat hendak melakukan perjalanan ke Sabah di Malaysia timur.
Mereka ditahan di pulau Jolo, sarang militan Islam di selatan negara yang memiliki mayoritas pemeluk agama Katolik Roma ini.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Abu Rami, juru bicara kelompok Abu Sayyaf yang masih memiliki hubungan dengan Al-Qaidah mengatakan, bahwa kelompoknya akan mengeksekusi dokter pada hari Jumat (17/10) pukul 03:00 sore jika uang tebusan, yang tenggatnya telah berakhir Jumat kemarin, tidak juga dibayarkan.
Sejak tenggat waktu tebusan telah lewat, ini adalah kali kedua sandera Jerman itu berbicara kepada radio komersial.
Kepala Staf Militer, Jendral Gregorio Catapang, telah mengerahkan tujuh batalyon tentara dan marinir di pulau untuk membantu pembebasan sandera.
"Kelompok Abu Sayyaf tidak main-main. Intelijen kami sudah berada di lapangan untuk mendapatkan informasi terbaru dan menemukan mereka," kata Gregorio.
Selain tebusan, permintaan kelompok Abu Sayyaf juga termasuk pengehentian dukungan Jerman terhadap serangan udara yang sedang dilakukan Amerika Serikat di Suriah.
Tapi Rami juga meminta Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario untuk bernegosiasi.
Hingga tulisan ini dibuat, Del Rosario yang berada di Eropa pada hari Rabu tidak menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.