Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius menyatakan negaranya harus mengakui kedaulatan Palestina jika memang pengakuan itu bisa mempercepat negosiasi perdamaian antara Palestina dengan Israel, dan tak hanya menjadi simbol semata.
"Namun, jika negosiasi gagal, pemerintah Perancis tidak akan lari dari tanggung jawab dan tetap mengakui negara Palestina," ujar Laurent Fabius di hadapan parlemen Perancis, Selasa (14/9).
Pernyataan itu disampaikan Fabius sehari setelah parlemen Inggris memutuskan untuk mengakui negara Palestina melalui pemungutan suara. Langkah itu dianggap sebagai kebijakan simbolis, karena tak memperpengaruhi kebijakan pemerintah Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika kita menyatakan ada dua negara yang berkonflik disana, maka secara tidak langsung kita sudah mengakui Palestina sebagai sebuah negara," ujar Fabius.
Seperti Inggris, Perancis tidak mengklasifikasikan Palestina sebagai sebuah negara.
Fabius menyatakan Perancis akan mengakui kedaulatan Palestina jika waktunya tepat. Sejauh ini Perancis mendukung masuknya Palestina sebagai anggota UNESCO dan perubahan status Palestina di PBB.
Dalam pengakuan kedaulatan Palestina ini, Israel tidak menentang adanya kebijakan tersebut, namun menuntut ditetapkannya batas teritori yang jelas antara Palestina dan Israel, dalam sebuah negosiasi.
Dalam perundingan terakhir, pembicaraan damai antara Israel dan Palestina yang digagas Amerika Serikat mengalami kebuntuan, karena Israel keberatan dengan pakta kesatuan politik Palestina dan masalah yang menyangkut Hamas dan penentangan oposisi Palestina terkait rencana perluasan permukiman Israel.
"Sampai saat ini, gagasan yang paling memungkinkan adalah pengakuan tersebut harus lewat negosiasi," ujar Fabius.