KRISIS YAMAN

Pemberontak Houthi Ambil Alih Pelabuhan Yaman

CNN Indonesia
Kamis, 16 Okt 2014 20:00 WIB
Kelompok militan Syiah Houthi di Yaman telah menguasai ibukota Sanaa dan berhasil mendesak pemerintah melakukan reformasi birokrasi.
Kelompok militan Syiah Houthi di Yaman telah menguasai ibukota Sanaa. (REUTERS/Khaled Abdullah)
Jakarta, CNN Indonesia --
Kelompok Syiah Houthi yang telah menduduki ibu kota Sanaa di Yaman bulan lalu telah memperluas kendali dengan menguasai pelabuhan Laut Merah Hodeidah, membangun pos pemeriksaan dan juga menguasai bandara, kata para pejabat setempat.
Hodeidah merupakan pelabuhan terbesar kedua di negara miskin di Semenanjung Arab ini, setelah Aden,  kota di selatan Teluk Aden. 
Warga di Hodeidah mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok Houthi juga telah mengirimkan pasukan ke semua titik masuk kota pada Selasa (14/10), termasuk ke bandar udara, setelah mendapatkan sedikit perlawanan dari aparat keamanan. 
Sanaa, ibukota Yaman, dikuasai Houthi sejak 21 September. 
Negara Yaman telah lama dicengkeram oleh kekacauan politik sejak protes massa yang terjadi pada 2011 dan memaksa Presiden Ali Abdullah Saleh, yang telah lama menjabat, untuk mundur. 
Kelompok Houthi, yang bermarkas di dataran tinggi Yaman utara, telah menerapkan kontrol pemerintahan di Sanaa dan telah mencapai kesepakatan pembagian kekuasaan dengan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi serta kekuatan politik lainnya. 
Presiden Hadi telah mengangkat utusan PBB di Yaman, Khaled Bahah, sebagai perdana menteri pada hari Senin (13/10).
Langkah tersebut disambut baik oleh Houthi yang sempat menolak untuk meninggalkan Sanaa hingga pemerintahan baru terbentuk. 
Bahah diharapkan segera mengumumkan nama-nama anggota pemerintahnya dalam beberapa minggu ke depan. 
Para pengamat politik mengatakan kehadiran Houthi di Sanaa lama kelamaan akan menghilang, karena banyak pejuang Houthi yang akhirnya bergabung ke kelompok militer negara. 
Pemerintahan Yaman yang telah berjuang untuk tetap menjaga keamanan sejak 2011, juga menghadapi ancaman dari al-Qaidah dan gerakan separatis lain di utara yang bertujuan untuk menghidupkan kembali negara sosialis di wilayah selatan ini sejak 1990.
Amerika Serikat, negara-negara Barat dan Teluk khawatir berlanjutnya ketidakstabilan di Yaman dapat memperkuat Al-Qaidah.
Negara-negara tersebut telah mendukung transisi politik yang didukung PBB sejak 2012 yang dipimpin oleh Hadi dengan maksud untuk memulihkan stabilitas Yaman setelah puluhan tahun dipimpin diktator.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER