ANCAMAN TERORISME

Puluhan Warga Inggris Tewas di Suriah

CNN Indonesia
Kamis, 16 Okt 2014 13:34 WIB
Diperkirakan lebih dari 20 warga Inggris tewas saat berperang bersama kelompok militan Suriah. Diduga ada 500 warga Inggris berperang di Suriah saat ini.
Diperkirakan lebih dari 500 warga Inggris pergi ke Suriah untuk bertempur, setengahnya diduga telah kembali dan menjadi ancaman tersendiri bagi negara tersebut. (Ilustrasi/Fajrian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan warga Inggris berangkat ke Suriah untuk bertempur bersama ISIS dan kelompok militan lainnya, diduga puluhan orang di antara mereka tewas dalam pertempuran, seperti diungkapkan oleh The Telegraph yang mengutip berbagai lembaga pemerhati terorisme, Rabu (15/10).

Menurut pengamat dari Pusat Studi Radikalisasi Internasional (ICSR) di Kings College London, yang lekat mengawasi perjalanan mujahid asal Inggris di sosial media, diperkirakan ada 24 warga Inggris yang tewas di Suriah.

Sementara sumber keamanan Inggris memperkirakan sedikitnya 20 warga Inggris yang tewas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang peneliti senior ICSR, Shiraz Maher, mengatakan sulit untuk memastikan jumlah warga Inggris yang tewas di Suriah yang jumlahnya diduga lebih tinggi ketimbang perkiraan banyak lembaga.

Diperkirakan lebih dari 500 warga Inggris pergi ke Suriah untuk bertempur, setengahnya diduga telah kembali dan menjadi ancaman tersendiri bagi negara tersebut.

Empat orang warga Inggris, termasuk seorang remaja berusia 19 tahun dari Brighton bernama Ibrahim Kamara, dilaporkan meninggal pada sebuah serangan udara Amerika di Suriah.

Kamara yang mempunyai nama alias Khalil al–Brittani ini diduga bergabung dengan al-Nusra, kelompok militan yang berafiliasi dengan al-Qaidah.

April lalu Abdullah Deghayes, 18, terbunuh dalam pertempuran.

Ayahnya, Abubakar, menyebut Deghayes mati syahid dan mengungkapnya bahwa dua putranya yang lain, Amer, 20 dan Jafar, 16, juga sedang bertempur di Suriah.

Desember tahun lalu, Ifthekar Jaman, 23, dari Portsmouth, yang sesumbar mengatakan pengalaman berperangnya adalah "jihad bintang-lima" terbunuh.

Maher mengatakan dipublikasikannya jumlah korban tewas di Suriah tidak akan memberikan efek jera, malah semakin mengobarkan semangat berperang.

"Laporan kematian yang ramai diberitakan tidak akan mencegah orang-orang untuk berangkat berperang, karena mereka menganggap mati berarti syahid dan kemenangan. Itu adalah hadiah utama bagi para mujahidin dan mereka yang merayakannya," kata Maher.

Kamaldeep Bhui, Professor Budaya Psikiater dan Epidemologi di Universitas Queen Mary di London, mengatakan radikalisasi harus diperlakukan seperti mengatasi masalah kesehatan seperti ketergantungan narkoba atau alkohol.

Menurut Bhui, mereka yang mengambil jalan radikal kebanyakan adalah orang-orang terpelajar dan datang dari keluarga kaya, yang merasa bosan dengan kehidupan mereka dan terisolasi secara sosial.

Bhui mengatakan, hal ini bisa dialami baik oleh pria maupun wanita.

Awasi ribuan orang

Walikota London Boris Johnson mengatakan saat ini aparat keamanan tengah mengawasi ribuan orang yang diduga tersangka terorisme di London.

Menurut Johnson, ancaman teror bagi London tidak hanya datang dari warga Inggris di Suriah, tapi juga di dalam negeri yang memiliki pemahaman radikal. Dia mengatakan, teroris dalam negeri lebih tersebar dan berbahaya.

"Di London, kami sangat sangat waspada dan prihatin. Setiap hari, seperti yang anda liat, kami meningkatkan level ancaman. Setiap hari aparat keamanan terlibat dalam ribuan operasi," kata Johnson.

"Kemungkinan ada ribuan orang yang kami awasi di London," ujar dia lagi.

Rp4,8 Miliar

Dalam upaya mencegah aliran orang dan dana ke Suriah, aparat di Inggris juga telah menyita uang sebesar 250 ribu pound sterling atau lebih dari Rp4,8 miliar yang diduga akan dialirkan ke berbagai kelompok militan termasuk ISIS.

Di bawah UU Terorisme, Unit Pemberantasan Terorisme di Barat Laut Inggris, menyita uang yang 90 persen di antaranya disembunyikan para tersangka teror di pakaian atau koper mereka di bandara.

Sisanya ditemukan di pelabuhan laut di wilayah barat laut Inggris.

Jumlah tersebut terkumpul dalam penyitaan antara April 2013 hingga Maret tahun ini, periode ISIS memulai pertempuran di Irak dengan memanfaatkan perang di Suriah.

ISIS diperkirakan adalah kelompok teroris terkaya di dunia dengan pemasukan sebesar Rp35 miliar sehari dari penjualan minyak ilegal, pemerasan, penjarahan dan perdagangan manusia.

"Teroris perlu uang untuk berperang. Di perbatasan Turki dengan Suriah ada toko-toko tempat menjual senjata, sepatu boot dan makanan untuk mereka yang akan berperang dan bergabung dengan ISIS," kata kepala detektif Unit Pemberantasan Terorisme di Barat Laut Inggris, Tony Mole.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER