PENCULIKAN KORUT

Jepang akan Temui Korut Terkait Penculikan

CNN Indonesia
Selasa, 21 Okt 2014 11:36 WIB
Puluhan tahun lalu, beberapa warga Jepang diculik oleh Korea Utara untuk membantu melatih mata-mata. Hal tersebut memperburuk hubungan kedua negara kini.
PM Jepang Shinzo Abe akan tanya nasib warga Jepang yang diculik Korea Utara. (Reuters/Toru Hanai)
Tokyo, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan akan mengirimkan pejabat pemerintah ke Korea Utara untuk membahas nasib warga Jepang yang diculik puluhan tahun lalu.

Pernyataan Abe itu dikutip oleh anggota parlemen oposisi Takeo Hiranuma dan disampaikan kepada wartawan setelah pertemuan para menteri kabinet dan anggota parlemen Jepang yang membahas mengenai masalah tersebut diselengarakan.

Pejabat yang dikirim untuk menemui Korea Utara adalah pejabat kementerian luar negeri Junichi Ihara, kata kantor berita Kyodo, yang mengutip laporan seorang peserta pertemuan pada Senin (20/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasib warga Jepang yang diculik dan dibawa ke Korea Utara pada 1970-an dan 1980-an untuk membantu melatih mata-mata Korea Utara telah memperburuk hubungan antara kedua negara hingga saat ini.

Abe memprioritaskan sengketa ini sebagai yang utama untuk mendapatkan penyelesaian.

Seperti yang dikutip dari Reuters, pada bulan Juli, Jepang sebenarnya telah melonggarkan beberapa sanksi terhadap Korea Utara dengan maksud agar Korea Utara mau kembali memulai penyelidikan dan diharapkan awal musim gugur laporan awal sudah bisa didapatkan.

Namun, pada pembicaraan di Tiongkok pada bulan September, Korea Utara mengatakan tidak ada hasil konkret yang dilaporkan.

Agen-agen pemerintah Korea Utara melakukan penculikan 17 warga Jepang yang terdiri dari delapan laki-laki dan sembilan perempuan berusia 20 tahunan.

Pada bulan September 2002, saat kunjungan resmi Perdana Menteri Jepang Koizumi ke Korea Utara, pemimpin Korea Utara Kim Jong Il mengakui bahwa badan intelijen Korea Utara memang menculik 13 warga Jepang.

Oktober 2002, Korea Utara mengizinkan lima korban yang dikatakan masih hidup untuk kembali ke Jepang, dengan syarat bahwa mereka kembali lagi ke Korea Utara.

Mei 2004, lima korban dan keluarga mereka kembali dari Korea Utara. Namun diduga sejumlah korban masih hilang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER