Tokyo, CNN Indonesia -- Rencana Jepang untuk membuka kembali reaktor nuklir yang ditutup setelah bencana Fukushima tidak akan terpengaruh oleh pengunduran diri Menteri Industri Yuko Obuchi pada Senin (20/10).
Namun, ini berarti Perdana Menteri Shinzo Abe akan kehilangan orang yang akan mendukung dan membantu meyakinkan langkahnya tersebut ke masyarakat.
Pengunduran diri Obuchi, wanita berusia empat puluh tahun, dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri, enam minggu setelah diangkat, adalah halangan baru dalam proses pembukaan kembali reaktor nuklir yang sempat terganjal oleh kekhawatiran tentang bencana alam, penolakan masyarakat lokal, serta peraturan standar keselamatan,
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai ibu dan menteri muda, Obuchi adalah sosok yang dapat meyakinkan bahwa membuka kembali reaktor tidak akan menjadi ancaman seperti yang ditakutkan orang-orang," kata Profesor Jeffrey Kingston, direktur Asian Studies di Temple University Jepang.
"Sekarang Obuchi sudah mundur dan Abe akan kehilangan orang yang dapat meyakinkan rencananya kepada siapapun," ujar Kingston.
Jajak pendapat secara konsisten menunjukkan bahwa mayoritas orang Jepang menentang pembukaan kembali reaktor sejak kebocoran terjadi di stasiun Fukushima Daiichi, pada Maret 2011 setelah gempa bumi dan tsunami melanda Jepang.
Sebagian besar yang menolak pembukaan kembali reaktor adalah kaum perempuan.
Abe dan kabinetnya berpendapat bahwa pembukaan kembali reaktor nuklir di Jepang sangat penting untuk mengurangi defisit perdagangan, karena selama ini Jepang telah dipaksa untuk mengimpor bahan bakar fosil yang harganya mahal.
"Ini adalah keputusan Obuchi dan Abe akan terus pada kehendaknya. Kemunduran Obuchi akan mengurangi dukungan pada Abe," kata Tomoaki Iwai, seorang profesor ilmu politik di Universitas Nihon.
Selain Obuchi, ada juga menteri yang mengundurkan diri pada Senin (20/10) setelah oposisi mengajukan pengaduan pidana terhadap Menteri Kehakiman Midori Matsushima, karena dituduh melanggar aturan pemilu.
Abe mengatakan kepada wartawan ia ingin sudah ada nama pengganti untuk dua posisi yang kosong tersebut paling lambat Selasa (21/10).
Di Satsumasendai, 1.000 km dari Tokyo, di mana reaktor pertama yang telah menerima izin keamanan berada, para pejabat setempat di sana pada Senin (20/10) mulai memperdebatkan apakah akan memberikan izin final mereka.
"Saya tidak berpikir reaktor akan memberikan dampak. Kami terus bergerak maju dalam proses pembukaan reaktor kembali dan sekarang keputusannya akan bergantung oleh pemerintah lokal," kata Hirofumi Yahisa, seorang pejabat kota dan ajudan walikota.
"Kunjungan Obuchi akan sangat baik, tapi itu bukan berarti alasan bagi kami untuk setuju," katanya.
Perkumpulan masyarakat kota akan menghadiri pemungutan suara terkait pembukaan reaktor di Kyushu Electric Power Co pada 28 Oktober mendatang.
Setelah perkumpulan masyarakat Satsumasendai memberikan persetujuan, selanjutnya persetujuan juga akan terjadi untuk pembukaan reaktor di daerah Kagoshima.
Menurut sebuah jajak pendapat oleh koran Minami Nihon awal tahun ini, 59% dari penduduk Kagoshima di sana menentang pembukaan reaktor.
"Kami berharap ada pembicaraan lebih lanjut mengenai pembukaan reaktor kembali setelah Obuchi, yang bisa menjelaskan dari persepektif wanita. Namun hal itu juga tidak akan mempengaruhi persetujuan pembukaan kembali," kata Kenichi Ikehata, pemimpin daerah Kagoshima melalui telepon.
Kyushu Electric saat ini masih perlu melewati pemeriksaan keamanan operasional oleh regulator nuklir Jepang, sehingga sulit untuk menentukan waktu pembukaan kembali bahkan setelah mendapat persetujuan lokal.
Pengelola pabrik masih harus mengirimkan ratusan halaman dokumen mengenai manajemen operasional dan rencana pembangunan mereka.
Pabrik tersebut juga harus lulus inspeksi keselamatan oleh regulator sebelum reaktor dapat beroperasi kembali.
Pejabat pemerintah di Tokyo juga perlu mengunjungi Kagoshima untuk menjelaskan mengenai pembukaan kembali reaktor nuklir, kata seorang pejabat di kementerian industri, yang meminta anonimitas karena ia tidak diizinkan untuk berbicara kepada media tentang masalah tersebut.
Ia juga mengatakan, Obuchi yang dikenal ramah memang telah membantu popularitas pemerintah untuk memulai kembali reaktor nuklir, tapi pengunduran dirinya tidak akan mempengaruhi proses.
"Dalam memilih pengganti, kemurahan hati seperti Obuchi akan menjadi poin penting," kata pejabat tersebut.