Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komisi Tetap Kongres Rakyat Tiongkok Yan Junqi menyambangi Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka sekitar pukul 14.00 WIB didampingi beberapa stafnya.
Pertemuan yang dilakukan di ruang tamu Istana Merdeka itu tidak berlangsung lama. Pada pukul 14.19 WIB, keduanya tampak keluar dari ruangan pertemuan tanpa memberikan komentar apapun kepada awak media.
Di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar kedua Indonesia dengan volume perdagangan mencapai US$66,2 miliar tahun lalu, empat kali lipat lebih besar ketimbang tahun 2005.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, hari ini Jokowi menjamu Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill dan Menteri Perindustrian Rusia, Denis Valentinovich.
Jokowi mengaku tak membicarakan hal-hal yang sangat serius dengan O'Neill. Hal yang dibicarakan salah satunya terkait investasi.
"Tidak ada bicara berat-berat. Hanya bicara masalah investasi agar kita buka banyak untuk bank di sana. Investasi untuk industri yang berkaitan dengan kayu, dengan pertambangan," tutur Jokowi.
Peluang untuk Indonesia berinvestasi di Papua Nugini, kata Jokowi, amat besar.
Jokowi mengaku, pihaknya tak sempat menyampaikan soal isu wilayah perbatasan. "Tadi disampaikan soal itu. Tapi nanti kalau kita sudah punya Menlu (Menteri Luar Negeri)," kata dia.
Sejak dilantik Presiden Senin (20/10) Jokowi kedatangan banyak tamu kepala negara, silih berganti melakukan pertemuan bilateral, sekadar mengucapkan selamat.
Di antaranya adalah Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.