Jakarta, CNN Indonesia -- Badan PBB untuk Anak-Anak, UNICEF, melaporkan setiap lima menit satu anak di dunia meninggal akibat tindak kekerasan.
"Kami mengungkap fakta bahwa anak-anak di dunia mendapatkan kekerasan dalam kehidupan sehari-hari," kata Susan Bissell, kepala perlindungan anak global untuk UNICEF kepada Thomson Reuters Foundation, Selasa (21/10).
Namun, hanya sebagian kecil yang meninggal di daerah rawan konflik. Laporan tersebut menunjukkan sekitar 75 persen dari total 345 kematian akibat tindak kekerasan yang terjadi di negara sepi konflik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan tersebut juga memperlihatkan bahwa di beberapa negara, kematian anak akibat tindak kekerasan lebih tinggi dari penyebab lain, seperti kematian karena penyakit ataupun kelaparan.
"Kita selalu berusaha menurunkan tingkat kematian akibat penyakit. Namun kita lupa bahwa kematian anak dapat disebabkan oleh faktor lain," ujar Bissel.
Bissel menekankan upaya penurunan tingkat kematian anak tidak akan berhasil tanpa upaya perlindungan anak.
Di Brazil, jumlah anak meninggal akibat penyakit yang dapat dicegah sebelum usia lima tahun telah menurun sejak tahun 2000.
Namun, Kepala Kampanye dan Advokasi untuk UNICEF di Inggris, Leah Kreitzman menyatakan hampir 15 ribu anak tewas akibat tindak kekerasan terhadap remaja.
Kreitzman menyebutkan terdapat jutaan anak-anak rentan terhadap kekerasan fisik, seksual dan emosional di rumah, sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
"Setiap hari, mental dan kesehatan anak-anak di dunia dibentuk dari tindak kekerasan yang mereka terima," kata Kreitzman.
Laporan UNICEF juga menunjukkan satu dari tiga anak perempuan dan satu dari enam anak laki-laki di Kenya mendapatkan tindak kekerasan seksual setiap hari.
Namun, hanya 1 persen kasus pelecehan seksual yang tercatat oleh Kepolisian Kenya.
"Tindak kekerasan terhadap anak akan terus meningkat jika pelaku lolos dari jerat hukum," kata Kreitzman melanjutkan.