KONFLIK PERBATASAN

Hubungan India-Pakistan Kembali Memanas

CNN Indonesia
Rabu, 22 Okt 2014 01:16 WIB
Kondisi di perbatasan Kashmir kembali memanas. Pihak India dan Pakistan saling tuding telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Perdana Menteri India Narendra Modi. India kembali mengeluarkan peringatan untuk Pakistan menyusul ketegangan di perbatasan Kashmir. (REUTERS/Carlo Allegri)
New Delhi, CNN Indonesia -- India kembali mengeluarkan peringatan untuk Pakistan terkait pelanggaran gencatan senjata di perbatasan Kashmir, Selasa (21/10). India telah berusaha membuka perundingan damai dengan pemerintah Pakistan.

Kedua belah pihak kembali melakukan baku tembak dan serangan mortir bulan ini, menewaskan sedikitnya 20 orang warga sipil dan melukai puluhan warga. Kejadian ini dianggap sebagai peristiwa terburuk sejak gencatan senjata yang terjadi 2003 silam.

Meski aksi tembak-menembak telah mereda, namun tensi suasana tetap tinggi sepanjang 200 kilometer di daerah perbatasan. Terlebih kedua negara juga berseteru dalam hal senjata nuklir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kekuatan konvensional kami jauh lebih besar dari mereka. Jadi, jika masih bertahan dengan keadaan sekarang, mereka akan mengalami kesakitan yang lebih parah dalam aksi ini," ujar Menteri Pertahanan India, Arun Jaitley, kepada NDTV seperti dilansir Reuters.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, berjanji akan menyelesaikan kekerasan di wilayah perbatasan Himalaya secepatnya. Mereka menuduh Pakistan membantu militan Islam yang telah melakukan pemberontakan selama 25 tahun di India.

Para perwira militer di kedua pihak menyebutkan, aksi di perbatasan India berlangsung lebih agresif dalam bentrokan bulan ini, dengan ditembakkannya sekitar 1.000 mortir dalam satu hari.

Saling tuding

Pihak Pakistan mengklaim, masalah dimulai saat India memperkuat militer di daerah perbatasan. Tindakan itu dianggap melanggar gencatan senjata.

Di sisi lain, pihak militer India menyatakan, permasalah muncul akibat terbunuhnya seorang tentara mereka di perbatasan Kashmir. Tentara itu tewas terkena bom gerilyawan yang didukung tentara Pakistan.

"Ketika Pakistan melakukan serangan, kami selalu memiliki perisai dan pedang di tangan kami," ujar Jaitley.

Sebelumnya Modi sempat mengundang Perdana Menteri Paskitan, Nawaz Sharif, saat pelantikannya, Mei 2014 lalu, untuk mendorong kepercayaan di antara kedua negara. Namun, hal itu tampaknya tidak berhasil karena India tetap menganggap Pakistan sebagai batu sandungan.

Agustus 2014 lalu, pemerintah Modi tiba-tiba membatalkan pembicaraan antara diplomat kedua negara. Keputusan itu diambil setelah duta besar Pakistan melakukan pembicaraan dengan saparatis Kashmir jelang pertemuan.

Jaitley mengatakan, pihaknya menyerahkan kepada Pakistan untuk membuka dialog. "Kembali lagi kepada Pakistan, apakah mereka bersedia melakukan pembicaraan. Pakistan harus menghentikan hal-hal yang bisa mengganggu langkah pembicaraan tersebut," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER