Baghdad, CNN Indonesia -- Tidak ada kekejaman ISIS di Irak dan Suriah yang belum diberitakan oleh media, mulai dari pemenggalan, pembantaian hingga penculikan kaum wanita untuk dijual sebagai budak seks.
Satu aksi yang belum banyak diberitakan oleh media adalah kehancuran warisan budaya di Irak akibat kekerasan kelompok ekstremis Sunni itu.
Ribuan tahun sebelum kelahiran Yesus, orang Mesopotamia telah menemukan sistem penulisan pertama, ilmu matematika, astronomi, sastra dan hukum.
Kenangan indah tersebut kini terancam oleh mimpi buruk yang sedang berlangsung di sana.
ISIS tidak hanya merusak pemerintahan Irak, namun juga menghilangkan identitas Irak dengan meledakkan pusat-pusat agama, menjagal dan memperbudak kaum minoritas seperti Yazidi, Kristen dan Turkmenistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika menemukan barang yang belum hancur ISIS menjualnya di pasar gelap.
Qais Hussain Rashid, Direktur Museum Irak, menceritakan kepada CNN tindakan militan ISIS.
"Mereka memotong relief-relief di museum dan menjualnya kepada penadah atau toko antik," kata Qais sambil menunjuk sebuah hiasan ukiran berusia ribuan tahun.
"Biasanya mereka memotong bagian kepala, dan meninggalkan bagian kaki, karena bagian kepala adalah bagian yang paling mahal," ujar Qais.
 ISIS menjarah benda-benda bersejarah lalu menjualnya ke pasar gelap. (GettyImages/Spencer Platt) |
Kota Kuno Hatra terancam Daerah di sekitar kota Mosul, Irak utara berhasilk dikuasai oleh ISIS pada Juni setelah tentara Irak melarikan diri.
Kota yang penuh dengan reruntuhan kuno bersejarah itu kini dalam bahaya.
Rashid mengkhawatirkan pelestarian Hatra, kota kuno yang dalam bahasa Arab bernama al-Hadr dan berumur abad ketiga SM di Mosul selatan.
ISIS mengambil alih situs-situs bersejarah di Hatra semenjak beberapa bulan yang lalu dan menggunakannya untuk menyimpan senjata dan amunisi, melatih para anggota serta mengeksekusi tahanan.
 ISIS mencuri bagian kepala dari patung-patung yang bisa dijual mahal. (GettyImages/Wathiq Khuzaie) |
Hatra yang dibangun oleh pengganti Alexander yang Agung dipercaya sebagai ibukota kerajaan Arab awal yang juga meliputi Petra, kota dongeng di Yordania.
Hatra bertahan dari serangan Kerajaan Romawi sebelum jatuh ke tangan Kerajaan Persia pada abad ketiga.
Kota yang dikelilingi oleh benteng dengan sejumlah menara ini berisi bangunan berasitektur kuno yang mencerminkan betapa bernilainya sejarah Hatra.
"Ada istana, kuil dan patung-patung di sana. ISIS tinggal di antara warisan budaya itu. Saya takut mereka akan melakukan sesuatu yang gila di sana," kata Rashid.
ISIS juga telah mengambil alih Museum Mosul dan mengubahnya menjadi kantor untuk mengumpulkan jizyah, pajak yang dikenakan pada warga non-Muslim.
Nasib barang-barang antik di sana belum diketahui.
 Ruangan-ruangan museum dijadikan tempat pemungutan pajak, pelatihan pasukan dan penjara oleh ISIS. (GettyImages/Spencer Platt) |
'Orang-orang dari planet lain' Badan kebudayaan PBB, UNESCO memperingatkan Hatra dan situs bersejarah lain di Irak merupakan warisan yang akan memainkan peran dalam kehidupan di masa depan.
"Selain kehidupan masyarakat, perlindungan terhadap warisan budaya dan identitas juga harus berjalan seiring," kata Direktur UNESCO, Irina Bokova, saat pertemuan darurat pada bulan Juli.
Bokova berjanji bahwa UNESCO akan memobilisasi PBB dan komunitas internasional untuk melindungi warisan budaya di Irak dengan pengawalan ketat guna memerangi perdagangan gelap benda-benda budaya.
Tapi saat ini hanya sedikit artefak yang bisa dilindungi karena konflik masih berlangsung.
Ini bukan pertama kali kekayaan budaya berharga Irak berada di bawah ancaman.
Negara ini pernah memiliki sejarah bencana sebelumnya.
Salah satu bencana yang terburuk adalah saat Kerajaan Mongolia mengalahkan Kerajaan Baghdad pada tahun 1258.
Sejarah mencatat Sungai Tigris menjadi merah dan hitam akibat tumpahan darah manusia dan tinta ribuan manuskrip berharga yang dibuang ke sungai.
Tapi bagi Rashid, kebiadaban orang Mongol tidak artinya jika dibandingkan dengan yang ISIS lakukan.
"Mereka adalah orang-orang dari planet lain. Mereka bangga dengan kehampaan. Mereka bermental batu. Mereka tidak memikirkan semua yang dirusak adalah pencapaian umat manusia," kata Rashid.
(sumber:
CNN)