Xi'an, CNN Indonesia -- Sekitar 2.440 peserta ujian sertifikasi apoteker di kota Xi'an, ibukota Provinsi Shaanxi, Tiongkok, kedapatan mencontek dengan menggunakan cara yang canggih.
Diberitakan CCTV (27/10), sekitar 25 ribu orang mengikuti ujian Sertifikasi Apoteker Nasional di tujuh lokasi tes kota Xi'an pada 18-19 Oktober lalu.
Saat ujian berlangsung, tiba-tiba Stasiun Radio Pengawas Xi'an menangkap gelombang radio aneh. Lebih dari 2.400 orang dikeluarkan dari lokasi ujian untuk ditanyai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kasus terparah adalah adanya 700 orang yang mencontek di satu lokasi ujian," kata Du Fangshuai, direktur Departemen Operasi Ujian di Pusat Pengujian Pribadi Shaanxi.
Diperkirakan ada dua penjual jawaban soal yang turut serta dalam aksi pencontekan saat itu.
Yao, seorang pelaku pencontekan mengatakan bahwa dia melihat hampir setengah dari peserta ujian melakukan tindakan tidak terpuji itu dengan menggunakan teknologi tinggi, salah satunya dengan sinyal radio yang dipancarkan ke
earphone tanpa kabel.
"Kebanyakan menggunakan earphone, namun beberapa ada yang menggunakan penghapus elektronik yang bisa menampilkan jawabannya," kata Yao.
Menurut polisi, sindikat pemberi contekan menaruh orang-orang mereka untuk menyamar menjadi salah satu peserta ujian untuk melihat soal dan segera pergi setelah menghafalkan jawabannya.
Lantas, dia mempublikasikan jawaban tersebut kepada para "pelanggannya" dengan menggunakan gelombang radio.
Untuk satu kali ujian, para pencontek membayar sekitar Rp3,4 juta.
Du mengatakan, para pencontek akan dihukum dengan dibatalkan seluruh hasil ujiannya dan dilarang mengikuti ujian tersebut selama dua tahun berturut-turut.
Sertifikasi apoteker diperlukan bagi pengusaha obat-obatan agar mendapatkan izin berbisnis karena tahun depan pemerintah Tiongkok akan memperketat aturan penjualan obat.
Diperkirakan saat ini ada sekitar 8.500 apotek di Provinsi Shaanxi, namun apoteker yang bersertifikat hanya sekitar 4.000.
Menurut Jiang Xueqin, konsultan pendidikan di Beijing, sistem pendidikan Tiongkok yang berorientasi pada hasil ujian telah menyuburkan praktik kecurangan dalam ujian.
"Menyontek semakin marak karena fokusnya adalah ijazah, bukan kemampuan yang diperlukan untuk di tempat kerja," kata Jiang.
Pemerintah juga menerapkan pengawasan ketat untuk ujian. Contohnya saat ujian masuk universitas, para peserta akan dipindai dengan detektor logam, persis pemeriksaan saat naik pesawat di bandara.