Beijing, CNN Indonesia -- Otoritas Penerbangan Sipil Tiongkok memperkirakan negara itu butuh sekitar 500 ribu pilot sipil tambahan hingga 2035 menyusul semakin meroketnya bisnis penerbangan di Negeri Tirai Bambu setelah pemerintah menyetujui peraturan baru terkait transportasi udara.
Diberitakan Reuters (2/11) industri penerbangan Tiongkok diperkirakan akan semakin besar setelah pemerintah Beijing mengeluarkan peraturan yang membolehkan pesawat pribadi terbang di bawah 1.000 meter tanpa izin militer pada 2015, membuka peluang bisnis baru bagi produsen pesawat.
Peraturan ini memicu lebih dari 200 perusahaan baru mengajukan izin operasi penerbangan. Namun, jumlah pilot Tiongkok saat ini hanya beberapa ribu saja, tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekruitmen pilot juga masih tersendat dengan minimnya lembaga pelatihan penerbangan di Tiongkok.
Otoritas Penerbangan Sipil Tiongkok memiliki lembaga pelatihan yang hanya mampu menampung 100 siswa per tahun, padahal peminat profesi pilot semakin banyak di negara itu.
Keadaan ini membuka jalan bagi sedikitnya 12 lembaga pelatihan penerbangan swasta untuk menggelar pendidikan pilot yang biayanya bisa mencapai ratusan ribu dollar.
"Siswa angkatan pertama pada 2010 kebanyakan pengusaha yang ingin punya izin terbang sendiri. Tapi sekarang semakin banyak anak muda yang ingin belajar menerbangkan pesawat demi pekerjaan impian di perusahaan penerbangan," kata Sun Fengwei, wakil kepala sekolah pilot Badan Penerbangan Sipil Tiongkok.
Salah satu calon pilot adalah Zong Rui, 28, mantan tentara Pasukan Pembebasan Rakyat dari Provinsi Shandong, yang ambil kursus penerbangan di Tianjing, sekitar satu jam berkendara dari Beijing.
"Gaji pilot cukup besar. Saya yakin bisa segera mengembalikan uang kursus sebesar US$81 ribu (Rp160 juta) setelah bekerja sebagai pilot selama dua tahun," kata Zong.
Hobi KonglomeratPelatihan pilot tidak hanya diambil mereka yang ingin berprofesi sebagai penerbang demi gaji yang besar, tapi juga diikuti oleh para konglomerat yang bermimpi menerbangkan pesawat mereka sendiri, hobi baru di kalangan orang kaya Tiongkok.
Salah satunya adalah Li Zeng, 33, pemilik perusahaan periklanan, yang punya mimpi terbang bersama istrinya, seorang pramugari maskapai Abu Dhabi, Etihad Airways.
"Saya suka olahraga, terutama yang memiliki tantangan, seperti terbang," kata Li.
Akhir tahun ini, para ahli industri penerbangan berharap Beijing akan segera mengeluarkan rincian undang-undang soal dibebaskannya wilayah udara di bawah 1.000 meter pada 2015, dilanjutkan di bawah 3.000 meter pada 2020.
Perusahaan pesawat asing sudah mulai mengincar pasar pelatihan pilot di Tiongkok, seperti Cessna Aircraft Company dari Amerika Serikat, Pilatus Aircraft Ltd dari Swiss atau Piaggio Aero Industries SpA dari Italia,
Untuk saat ini, perusahaan-perusahaan ini membuka pelatihan pilot di banyak negara, seperti di Hong Kong, Malaysia, dan negara Asia lainnya.