Benghazi, CNN Indonesia -- Tentara Libya mendesak warga yang mendiami kawasan pusat Benghazi untuk mengungsi menjelang operasi militer terhadap kemlompok Islam militan di kota terbesar di Libya tersebut.
Enam orang tewas pada Minggu (2/11), menjadikan setidaknya 230 orang tewas sejak tentara melancarkan serangan terhadap kelompok-kelompok Islam di kota-kota di wilayah timur, tiga tahun setelah tersingkirnya Muammar Gaddafi.
Tentara telah mengklaim telah merebut kembali beberapa barak dari militan Islam pada Agustus meskipun pertempuran tetap berlangsung di bagian lain di wilayah timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepala staf meminta semua warga distrik Assabri meninggalkan wilayah ini pada Senin (3/11) pukul 12:00 siang," kata Ahmed al-Mesmari, juru bicara dari kepala staf militer tersebut.
Distrik Assbari adalah pusat komersial kota dan juga lokasi pelabuhan yang digunakan untuk impor gandum dan bensin.
Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tetapi sebelumnya sudah ada informasi yang mengatakan bahwa anggota kelompok militan Ansar al-Sharia telah melarikan diri ke sana setelah tentara mendesak mereka di kota lain.
Secara terpisah, Bulan Sabit Merah mengevakuasi rumah sakit bersalin karena sulitnya dokter dan perawat berangkat berkerja akibat pertempuran di jalanan.
Menurut juru bicara Bulan Sabit Merah, rumah sakit bersalin itu sendiri sudah menjadi tertembak beberapa kali.
Libya terbagi antara suku yang saling bersaing dan faksi politik dengan dua pemerintah yang berlomba mencari legitimasi sejak kelompok bersenjata dari Misrata merebut Tripoli pada Agustus lalu.
Mereka mendesak pemerintahan pimpinan Perdana Menteri Abdullah al-Thinni, yang diakui secara internasional, untuk bergeser ke wilayah Timur.
Situasi di Benghazi dan daerah lain di Libya terjadi karena militer yang tidak mampu mengontrol militan.
Pasukan mantan jenderal Khalifa Haftar yang menyokong tentara di Benghazi memiliki pesawat tempur dari angkatan udara Libya terdahulu. Ia juga disebut mendapat dukungan Mesir yang khawatir soal berkembangnya kelompok militan. Namun Haftar menyanggah hal ini.
Baca juga:
Konflik Jalanan Tewaskan 130 Orang