PEMBUNUHAN WNI

Taman Bermain Ekspat Jadi TKP Pembunuhan WNI

CNN Indonesia
Selasa, 04 Nov 2014 10:10 WIB
Wan Chai, distrik tempat pembunuhan dua orang wanita, seorang di antaranya WNI, dikenal sebagai zona merah, tempat kehidupan malam bagi para ekspatriat.
Distrik Wan Chai telah sejak lama menjadi
Hong Kong, CNN Indonesia -- Distrik Wan Chai telah lama menjadi "taman bermain" warga asing atau ekspatriat di Hong Kong. Namun, pembunuhan dua wanita secara sadis di sebuah apartemen mewah di distrik itu bukanlah sesuatu yang biasa di Hong Kong.

Hongkong merupakan salah satu bagian dari Tiongkok.

Dua wanita dibunuh di apartemen milik Rurik George Caton Jutting. Salah satu korban adalah WNI bernama Sumarti Ningsih, korban lainnya masih belum teridentifikasi, namun diduga juga warga Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data statistik kriminal Hong Kong, hanya ada 14 kasus pembunuhan yang tercatat antara Januari dan Juni tahun ini, menukik dari 56 kasus di periode sama tahun lalu.

"Sangat mengejutkan, karena kami tidak mengira akan melihat kejadian seperti ini di Hong Kong, terutama di gedung yang sama tempat saya tinggal," kata bankir Mina Liu, dikutip dari Reuters.

Jutting, 29, seorang bankir Bank of America Merrill Lynch, yang gemar dengan kehidupan malam, dikelilingi wanita dan minuman keras, setidaknya itulah yang digambarkan dalam akun Facebooknya, yang dikutip dari banyak media Barat.

Wan Chai, adalah sebuah distrik yang dikenal dengan kehidupan malamnya.

Bar-bar berderet di distrik ini, dengan lampu neon papan penanda mewarnai malam seperti siang. Tukang jajanan kaki lima tidak kalah sigap menawarkan dagangannya.

"Wan Chai adalah jantungnya kota Hong Kong. Semuanya terjadi di sini, yang baik atau yang buruk," kata Todd Harding, manajer bar Devil's Advocate, dikutip The Independent.

Harding adalah salah satu ekspat yang memutuskan tinggal di Wan Chai lebih dari 20 tahun lalu. Bar miliknya jadi tempat kumpul para ekspatriat kosmopolitan, mulai dari bankir, pialang saham dan konglomerat.

"Semua orang datang untuk berpesta. Ini adalah taman bermainnya para ekspat," kata Harding.

Tempat Singgah

Sejak tahun 1990an, wilayah ini memang jadi tempat singgah pelaut Amerika sehabis berlayar dari Vietnam. Sejak itulah kehidupan malam kian marak di Wan Chai, tidak hanya pekerja seks dari Hong Kong, tapi juga dari seluruh negara di Asia.

Tempat ini juga jadi sarangnya pedagang narkoba. Kepada The Independent, lebih dari satu bandar narkoba mengatakan bahwa 90 persen pelanggannya adalah orang Eropa.

Wan Chai adalah wilayah nomor dua di antara 18 distrik di Hong Kong yang populasinya paling berpendidikan dengan penghasilan yang tinggi.

Tidak heran, kebanyakan pria yang "pelesir" ke tempat ini adalah eksekutif muda kaya, pekerja bank-bank di gedung pencakar langit Hong Kong, salah satunya Rurik Jutting yang menjuluki dirinya sendiri sebagai "psikopat".

"Saya sedang keluar kantor. Untuk waktu yang tidak terbatas. Untuk keperluan darurat, atau keperluan apapun, silakan hubungi seseorang yang bukan psikopat gila," tulis Jutting dalam jawaban otomatis di emailnya.

Zona Merah

Eni Lestari, penasihat Asosiasi Buruh Migran Indonesia, kepada CNN Indonesia (4/11) membenarkan bahwa Wan Chai adalah semacam "zona merah" tempat klub-klub malam diizinkan beroperasi di Hong Kong.

"Wan Chai adalah zona merah untuk night life. Di situ memang semua kegiatan berlangsung, mulai dari prostitusi sampai mabuk-mabukan. Walau ga semua orang ke situ, tapi banyak orang asing ke tempat itu," kata Eni.

Namun Eni, berdasarkan pengakuan sahabat Ningsih, membantah jika wanita 25 tahun itu adalah pekerja seks.

Menurut Eni, Ningsih adalah DJ yang bekerja di Jakarta dan datang ke Hong Kong untuk bertemu sahabatnya. Dia menduga ada hubungan khusus antara Ningsih dan Jutting.

"Mungkin dia punya hubungan one night stand dengan pria itu. Bisa jadi bertemu di bar dan sreg. Dia bukan PSK, murni sebagai turis," jelas Eni.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER