Jakarta, CNN Indonesia -- Keluarga Sumarti Ningsih, WNI yang menjadi korban pembunuhan oleh seorang bankir berkebangsaan Inggris di Hong Kong, meminta agar jenazah korban dipulangkan ke Indonesia.
"Saya dan keluarga mengharapkan jenazah dibawa pulang saja, tapi belum ada kepastian," ungkap Suratmi, ibu Ningsih ketika dihubungi CNN Indonesia pada Selasa (4/11).
Suratmi dan keluarganya yang berada di Cilacap mendengar kabar duka perihal Ningsih pertama kali dari sepupu Ningsih yang bekerja di Macau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ponakan saya yang bekerja di Macau memberitahu adiknya di Indonesia, lalu adiknya itu yang memberitahu kami," ungkap Suratmi.
Menurut Suratmi, pihak berwenang juga sudah mendatangi rumahnya hari ini.
"Tadi ada Pak Camat sudah datang, memberitahu kami kalau ada orang dari kementrian akan datang hari ini," lanjut Suratmi yang tinggal di Kecamatan Gandrumangu.
Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Hong Kong, kepada CNN Indonesia pada Senin (3/11) mengatakan akan memfasilitasi keluarga korban.
"Kami sekarang sedang menunggu konfirmasi dari pihak keluarga, apakah jasad akan dibawa kembali ke Indonesia atau tidak. Jika ya, maka kami akan memfasilitasi," kata Chalief Akbar, Konjen RI di Hong Kong.
Dakwaan pengadilan awal pada Senin (3/11), mengungkapkan bahwa Sumarti dibunuh pada 27 Oktober.
Jasad Sumarti, yang ditemukan di sebuah koper di balkon apartemen pelaku sudah membusuk.
Eni Lestari, penasihat Asosiasi Buruh Migran Indonesia, kepada CNN Indonesia (4/11), mengatakan ada kemungkinan jasad korban akan dibakar dan dibawa dalam bentuk abu.
"Saya sedang berkonsultasi dengan keluarga Ningsih untuk pemulangan jenazah.
Ada rencana jenazah dibakar di sini karena sudah membusuk. Tapi keluarganya ingin tetap dipulangkan dalam keadaan utuh," ungkap Eni.
Akhir tragis yang menimpa Sumarti Ningsih mengejutkan warga Hong Kong karena peristiwa kriminal, apalagi yang menyangkut kaum kelas 'atas' sangat jarang terjadi di wilayah otonomi Tiongkok itu.
Pelaku pembunuhan Sumarti, Rurik Jutting adalah seorang bankir lulusan Universitas Cambridge, sebuah universitas terkemuka di Inggris.
Ia pindah ke Hong Kong tahun lalu dan menyewa apartemen di kawasan Wan Chai dengan harga sekitar Rp 40 juta per bulan.
Dikutip dar Reuters, dokumen pengadilan menyebutkan bahwa Jutting bekerja di Bank of America Corp. Bank tersebut mengatakan mereka memang pernah memiliki karyawan dengan nama seperti Jutting, namun menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Jutting menangkap Jutting pada Sabtu dini hari dan pada Senin (3/11), Jutting hadir di pengadilan lokal Hong Kong untuk tuduhan terhadap dua kasus pembunuhan.
Ia dituduh membunuh dua perempuan. Satu telah diidentifikasi sebagai Sumarti Ningsih, namun satu lagi masih dalam penyelidikan. Belum ada kepastian soal identitas korban kedua, namun ada kemungkinan bahwa ia juga WNI.