PEMBUNUHAN WNI

Mujiasih Kerja untuk Bangun Rumah bagi Ibunya

CNN Indonesia
Selasa, 04 Nov 2014 13:12 WIB
Seneng Mujiasih, korban kedua WNI, teridentifikasi dalam pembunuhan di Hong Kong. Mujiasih adalah buruh migran overstay yang tinggal ilegal.
Seneng Mujiasih atau Jesse Lorena ditemukan tewas di apartemen milik Rurik George Caton Jutting di Hong Kong, Sabtu pekan lalu. (Dok. Pribadi/ Facebook)
Hong Kong, CNN Indonesia -- Korban kedua pembunuhan di Hong Kong dipastikan adalah seorang wanita asal Indonesia bernama Seneng Mujiasih asal Sulawesi Tenggara.

Eni Lestari, penasihat Asosiasi Buruh Migran Indonesia kepada CNN Indonesia (4/11), mengaku telah mendapatkan informasi dari sahabat Mujiasih yang telah pulang ke Indonesia mengatakan wanita dengan nama alias Jesse Lorena itu telah enam tahun tinggal di Hong Kong.

"Dia berasal dari Jawa namun keluarganya pindah ke Sulawesi. Seneng sempat bekerja sebagai PRT selama 3 tahun pertama dan kemudian overstay selama 3 tahun berikutnya," kata Eni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut sahabatnya yang tidak disebutkan namanya, Mujiasih terpaksa overstay karena majikan terakhirnya tidak baik sehingga terjadi pemutusan kontrak kerja. Dia tidak ingin pulang dan dikenakan potongan gaji lagi selama berbulan-bulan jika ingin kembali bekerja ke Hong Kong.

"Mujiasih belum mau pulang karena ingin membuatkan rumah untuk ibunya. Pekerjaannya serabutan, bisa saja melakukan transaksi seks," kata Eni.

Sebelumnya informasi berbeda disampaikan oleh Wakil Konsulat Jenderal RI Hong Kong, Rafail Walangitan, yang mengatakan bahwa Mujiasih telah ada di wilayah otonomi Tiongkok itu sejak tahun 2010 dan keluar dari pekerjaannya pada 2011.

"Mengingat dokumen yang dia miliki kedaluwarsa tahun 2013 dan tidak ada pembaruan paspor. Sejak 2011 tercatat belum memiliki pekerjaan tetap, artinya dia overstayer," jelas Rafail.

Rafail juga mengatakan bahwa pihak Konsulat Jenderal telah menghubungi keluarga Mujiasih di Sulawesi Tenggara. Pihak keluarga menginginkan agar jenazah dipulangkan ke tanah air.

"Saat ini jenazah sudah ditempatkan di rumah jenazah, kami hanya tinggal menunggu hasil otopsi penyebab kematian untuk kemudian memulangkannya pada keluarga," kata Rafail.

Mujiasih dan Sumarti Ningsih ditemukan tewas di apartemen seorang bankir asal Inggris bernama Rurik George Caton Jutting pada Sabtu dini hari lalu di Distrik Wan Chai.

Ningsih ditemukan dalam kondisi terikat tangan dan kaki, dimutilasi dan dimasukan di koper yang di balkon, jasadnya telah membusuk. Sedangkan Mujiasih ditemukan dalam kondisi luka parah akibat tusukan benda tajam di dada, bokong dan lehernya.

Pembunuhan terkuak setelah pelaku sendiri menelpon polisi dan meminta untuk memeriksa apartemennya.

“Bagaimanapun pembunuhan ini sadis dan biadab. Tak seorangpun berhak membunuh orang lain dengan cara seperti itu terlepas apapun kebangsaan, profesi dan status visa mereka. Pemerintah Hong Kong harus menegakan keadilan dan menghukum pelaku setimpal atas perbuatannya” tegas Sringatin, koordinator Jaringan Buruh Migran Indonesia di Hong Kong dan Macau.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER