Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Republik Indonesia memastikan proses penyelidikan pembunuhan dua wanita warga negara Indonesia di sebuah apartemen mewah di Hong Kong pekan lalu terus berjalan.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Sutarman, menyatakan akan segera membantu proses penyelidikan yang tengah dilakukan oleh kepolisian Hong Kong dengan mengirim interpol.
"Kita punya kerja sama yang baik dengan Hong Kong. Tentu nanti kita akan kirim interpol untuk melakukan upaya hukum dan memberikan perlindungan terhadap warga negara kita yang menjadi korban kejahatan," kata Sutarman seusai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kabinet Kerja di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (4/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sutarman, pengiriman interpol dimungkinkan karena Indonesia selama ini mempunyai hubungan baik dengan Hong Kong.
Namun, Sutarman belum memastikan kapan Polri akan mengirimkan interpol untuk membantu proses penyelidikan pembunuhan.
"Secepatnya. Nanti kita kerja sama dengan Kemenlu," kata Sutarman.
Polri telah memerintahkan Tim Disaster Victim Investigation, DVI, untuk berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk keperluan data.
Sebelumnya, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Agus Rianto menyatakan tidak mengirimkan anggota Interpol ke Hongkong dengan alasan sudah ada petugas yang memang ditugaskan di Hongkong.
"DVI Polri berkoordinasi jika pihak Hong Kong membutuhkan data antem mortem," ujar Agus di Jakarta, Selasa (4/11).
Kementerian Luar Negeri juga telah mengirimkan perwakilannya untuk mengawal proses hukum dan berencana memberikan bantuan hukum bagi keluarga korban.
Lewat Konsulat Jenderal RI Hong Kong kami juga sudah pro aktif sejak teridentifikasi,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (4/11).
Retno mengatakan kemenlu jelas bakal mengawal rekonstruksi yang rencananya dilaksanakan pada 10 November mendatang dan persidangan lanjutan kepada tersangka Rurik George Caton Jutting, 29, yang akan digelar pada Jumat mendatang.
Kasus pembunuhan terhadap Sumarti Ningsih, WNI yang bekerja di Hongkong terungkap saat jasadnya ditemukan di apartemen milik Rurik George Caton Jutting, Sabtu (1/11). Jasad Sumarti ditemukan sudah dimutilasi menjadi beberapa bagian dan disimpan dalam sebuah koper.
Selain Ningsih, ditemukan juga jenazah Seneng Mujiasih, atau yang juga dikenal dengan nama Jesse Lorena, 29 tahun, WNI asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, yang masuk ke Hong Kong pada tahun 2010 bekerja sebagai pekerja domestik.
Mujiasih ditemukan di ruang tamu dalam keadaan penuh darah, sementara Ningsih ditemukan tewas di dalam koper di balkon apartemen. Diduga keduanya dibunuh terpisah beberapa hari.
Pelaku pembunuhan, Rurik Jutting, adalah seorang bankir lulusan Universitas Cambridge, sebuah universitas terkemuka di Inggris. Jutting ditangkap oleh kepolisian setempat Sabtu pekan lalu.