Seoul, CNN Indonesia -- Surat kabar Korea Selatan, Dong-a Ilbo, pada Jumat (7/11) memberitakan bahwa Megumi Yokota, wanita warga negara Jepang yang diculik oleh agen-agen Korea Utara pada satu dekade lalu, meninggal karena overdosis pada tahun 1994
Dong-a Ilbo menulis kalau Yokota meninggal akibat overdosis obat penenang dan obat tidur di rumah sakit jiwa dan dimakamkan satu lubang dengan mayat lainnya.
Penemuan itu ditulis Dong-a Ilbo masuk dalam sebuah laporan pejabat Jepang yang juga mewawancarai beberapa staf rumah sakit tempat Yokota meninggal di Korea Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua warga Korea Utara yang berada di staf rumah sakit memberi kesaksian bahwa Yokota diberi obat penenang dan obat tidur yang melebihi dosis yang aman.
"Pada saat kematian pasien, ada tanda-tanda biru di seluruh tubuhnya," kata salah satu dari mereka seperti yang ditulis oleh Dong-a Ilbo. Tubuh membiru merupakan indikasi bahwa racun atau obat secera disuntikkan secara berlebihan.
Tubuhnya lalu dibuang di lubang dan dikubur tanpa peti mati.
Pemerintahan Abe telah diberi penjelasan singkat mengenai rincian laporan terbaru ini.
Saat berada di Utara, Yokota menikah dengan seorang korban penculikan dari Korea Selatan bernama Kim Young-nam pada tahun 1986 dan memiliki seorang putri.
Kim Young-nam yang merupakan satu dari lebih dari 500 warga sipil Korea Selatan yang diduga telah diculik oleh Korea Utara mengatakan, Yokota meninggal pada 1994.
Pada acara reuni keluarga yang jarang dilangsungkan oleh Korea Selatan dan Korea Utara, suaminya berkata kalau Yokota menderita depresi dan skizofrenia dan berulang kali mencoba bunuh diri.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah meringankan beberapa sanksi terhadap Korea Utara pada bulan Juli agar mereka membuka kembali penyelidikan atas nasib warga Jepang yang diculik pada 1970-an dan 1980-an itu.
Abe, yang pemerintahnya sedang berada di bawah tekanan atas skandal yang berhubungan dengan dana dalam kabinetnya, telah menjadikan masalah penculikan sebagai prioritasnya.
Pekan lalu, Abe mengatakan Korea Utara telah memberitahu Jepang akan memperdalam penyelidikan demi nasib hubungan mereka.
Pada 2002, Korea Utara mengaku telah menculik 13 warga Jepang untuk membantu melatih mata-mata, meski mereka lalu mengembalikan lima korban penculikan dan keluarganya ke Jepang.
Jepang ingin tahu tentang nasib delapan korban lainnya yang dikatakan Korea Utara telah meninggal.
Yokota diculik dari sebuah pantai di utara Jepang dalam perjalanan pulang dari sekolah pada tahun 1977 saat usianya 13 tahun. Korea Utara mengatakan dia telah bunuh diri setelah menderita penyakit mental.
Jepang tidak pernah menerima penjelasan Korea Utara mengenai kematian Yokota, setelah Korea Utara mengatakan tes DNA tulang Yokota ialah DNA seorang pria.