Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Minggu (9/11) mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memastikan gencatan senjata di Ukraina tetap kondusif.
Menurut Wakil Ketua Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato, dalam pertemuan bilateral kedua negara di sela pertemuan KTT Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Abe mengungkapkan perhatiannya terhadap aksi separatis pro Rusia yang menyulitkan situasi di Ukraina.
Abe secara tegas mendesak Putin untuk memainkan peran yang membangun sehingga kedua pihak, baik Rusia dan Ukraina, dapat menjalankan perjanjian gencatan senjata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Abe, Rusia telah menanggapi hal tersebut dengan menjelaskan bagaimana posisi Rusia dalam permasalahan ini.
Dua bulan setelah gencatan senjata, suasana di Ukraina tampak lebih rentan dari biasanya.
Militer Ukraina menuduh Rusia atas pengiriman 32 tank dan truk pada Jumat (7/11) yang berisi pasukan ke dalam wilayah timur Ukraina untuk mendukung separatis pro-Rusia.
Namun, Moskow membantah jika dirinya telah mengirimkan pasukan dan senjata ke wilayah tersebut.
Putin dan Abe terakhir kali mengadakan pertemuan bilateral pada Februari lalu di Sochi, ketika Abe menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin.
Kato mengungkapkan, saat ini kedua pemimpin negara tersebut telah setuju untuk memulai persiapan kunjungan Putin ke Jepang tahun depan.
Putin sebenarnya telah memiliki rencana untuk mengunjungi Tokyo pada November ini, namun hubungan Rusia dengan Jepang sempat tegang akibat Jepang yang merupakan bagian dari G7 memberikan sanksi kepada Moskow atas aneksasi Krimea pada Maret lalu dan keterlibatan Rusia atas pemberontakan yang terjadi di timur Ukraina.
Tokyo menilai penentangan negaranya terhadap Rusia lebih ringan jika dibandingkan dengan Amerika Serikat atau negara Uni Eropa, dan Abe terus mencoba mendekati Moskow meskipun hubungan kedua negara telah menegang akibat persengketaan wilayah.