PEMBUNUHAN WNI

Jenazah Ningsih dan Seneng Dipulangkan Besok

CNN Indonesia
Senin, 10 Nov 2014 09:54 WIB
Jenazah Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih akan dipulangkan besok, Selasa (11/11) setelah dimandikan dan dishalatkan di rumah duka di Hong Kong hari ini.
Jenazah Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih akan dipulangkan besok, Selasa (11/11), sesuai permintaan keuarga (Antara photo/Idhad Zakaria)
Hong Kong, CNN Indonesia -- Jenazah Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih, WNI yang menjadi korban pembunuhan di Hong Kong akan diterbangkan pada Selasa (11/11).

“Hari ini jenazah kedua korban sudah dimandikan dan dishalatkan di rumah duka di Hong Kong, lalu besok akan diterbangkan pulang dengan menggunakan pesawat komersil,” ujar Rafail Walangitan, Wakil Konsulat Jenderal Republik Indonesia, KJRI di Hong Kong yang dihubungi CNN Indonesia pada Senin (10/11).

Jasad WNI Sumarti Ningsih, asal Cilacap dan Seneng Mujiasih asal Muna ditemukan di apartemen  seorang bankir asal Inggris, Rurik George Caton Jutting.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jasad Sumarti Ningsih akan langsung dibawa ke Cilacap setibanya di Soekarno-Hatta, sedangkan jasad Seneng Mujiasih kemungkinan akan dibawa keesokan harinya ke Kendari jika tidak ada penerbangan yang tersedia di hari yang sama,” tambah Rafail.

Sidang Kedua Jutting

Sementara itu, sidang kedua terhadap Rurik Jutting, berlangsung hari ini di pengadilan Hong Kong.

Jasad kedua korban ditemukan di apartemen yang disewa Jutting sekitar Rp 40 juta sebulan, di daerah Wan Chai, Hong Kong.

Dalam pengadilan pertama pada minggu lalu, Jutting mengaku membunuh Sumarti Ningsih pada 27 Oktober dan Seneng Mujiasih pada 1 November.

Rafail,yang dihubungi oleh CNN Indonesia beberapa saat lalu seusai persidangan kedua, mengatakan hasil keputusan sidang hari ini akan ditunda hingga 24 November mendatang.

“Tadi persidangan menghadirkan pelaku, namun persidangan akan menunggu hasil pemeriksaan kesehatan jiwa pelaku. Dan tadi, pihak pembela baru akan mempelajari berkas kepolisian,” terang Rafail.

Aksi Solidaritas

Sebuah aksi solidaritas untuk Ningsih dan Mujiasih dilakukan oleh ratusan WNI yang mayoritas adalah buruh migran pada Minggu (9/11) di Hong Kong.

“Pemerintah Hong Kong harus menghukum pelaku seberat-beratnya untuk mengajari masyarakat bahwa tindakan brutal dan barbar seperti itu tidak diterima di masyarakat manapun. Pemerintah jangan sampai menoleransi kekerasan terhadap perempuan apapun kebangsaan,” ungkap Sringatin dari Jaringan Buruh Migran Indonesia, JBMI, dalam orasinya.

Ningsih masuk ke Hong Kong dengan visa turis pada awal Oktober, sedangkan Mujiasih adalah WNI overstay, yang telah tinggal di Hong Kong secara ilegal sekitar tiga tahun.

Saat ini, menurut Rafail, jumlah WNI di Hong Kong sekitar 168.000 jiwa. Sebagian besar di antaranya atau sekitar 165.000 TKI adalah buruh migran.

Data terbaru overstayer Indonesia yang tertangkap oleh pihak imigrasi dan dimasukan ke dalam penjara sekitar 60 orang di Hong Kong dan 30 orang di Macau.

Rumitnya aturan tenaga kerja di Hong Kong yang diperparah dengan praktek curang yang dilakukan oleh agen penyalur tenaga kerja adalah salah satu penyebab banyaknya WNI menjadi overstayer.

“Aturan visa yang diterapkan pemerintah Hong Kong khusus terhadap buruh migran seperti pembatasan visa dua minggu jika terjadi pemutusan kontrak, pelarangan pindah majikan secara langsung dan pindah ke jenis pekerjaan lain serta upah yang rendah menyebabkan kefrustasian di kalangan perempuan migran. Sementara itu, agen akan terus memotong upah buruh migran jika ingin kembali ke Hong Kong,” kata Sringatin.

Sringatin juga menuntut pemerintah Indonesia turut andil dalam proses hukum Jutting.

“Keduanya adalah pencari nafkah. Mereka rela jadi TKI demi perbaikan hidup keluarga dan masa depan. Pemerintah Indonesia harus membantu keluarga korban untuk mendapat kompensasi” tegas Sringatin.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER