KTT APEC

Xi dan Abe Terlihat Canggung Saat Bersalaman

CNN Indonesia
Senin, 10 Nov 2014 15:51 WIB
Sempat tegang akibat isu sengketa pulau dan sejarah perang masa lalu, presiden Tiongkok dan Jepang akhirnya bertemu walau terlihat canggung.
Xi Jinping bertemu bertemu dengan Shinzo Abe dalam pertemuan resmi untuk pertama kali di sela-sela KTT APEC di Beijing. (Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Beijing, CNN Indonesia -- Setelah melakukan jabatan tangan yang terlihat canggung, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengadakan pembicaraan resmi pada hari Senin (10/11) untuk pertama kalinya sejak kedua pemimpin menjabat, sebagai terobosan dalam upaya untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara.

Tayangan televisi menunjukkan saat Abe menunggu Xi untuk menyambutnya di Great Hall Beijing Rakyat, berbeda dengan protokol standar di mana pemimpin Tiongkok-lah yang menunggu tamu. Xi kemudian datang, tersenyum dan menjabat tangan Abe dengan kaku. Xi dan Abe sama sekali tidak berbicara ketika mereka pertama bertemu.

Tiongkok dan Jepang, negara kedua dan ketiga terbesar dalam ekonomi dunia, telah tidak akur dalam dua tahun terakhir karena sengeket pulau, persaingan regional dan sejarah perang saat Jepang menduduki Tiongkok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan antara Abe dan Xi muncul kedua diplomat negara sepakat pada pekan lalu untuk bekerja pada dalam meningkatkan hubungan dan meredakan sengketa pulau.

"Ini adalah langkah pertama menuju peningkatan hubungan bilateral dengan kembali ke inti dari hubungan yang saling menguntungkan berdasarkan kepentingan strategis bersama," kata Abe kepada wartawan setelah pertemuan di sela-sela Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

Para ahli mengatakan kedua belah pihak telah menyetujui penyegaran kembali dalam hubungan diplomatik agar menghindari rusaknya hubungan ekonomi serta bentrokan militer yang bisa menyeret di Amerika Serikat. Selama ketegangan terjadi, investasi Jepang ke Tiongkok turun lebih dari 40 persen selama sembilan bulan pertama tahun ini.

Gerry Curtis, seorang profesor dari Universitas Columbia, mengatakan kekakuan Xi saat menyambut Abe terlihat jelas di mata masyarakat kedua negara, di mana pendudukan perang Jepang masih terkenang.

"Xi harus peduli bagaimana masyarakatnya melihatnya,” katanya. “Berlaku seperti menyambut teman lama juga terlihat tidak terlalu baik.”

Di samping bahasa tubuh, Curtis juga mengatakan bahwa pertemuan itu merupakan hal yang penting dan positif untuk memperbaiki hubungan.

Namun, membangun kembali kepercayaan antara rival lama tidak akan mudah.

Xi mengatakan kepada Abe bahwa masalah sejarah mempengaruhi perasaan lebih dari 1,3 miliar orang di Tiongkok dan mendesak Abe untuk melanjutkan jalan pembangunan damai dan mengadopsi kebijakan keamanan militer dengan bijaksana, kata kementerian luar negeri Tiongkok.

Tiongkok telah meminta jaminan bahwa Abe tidak akan mengulangi kunjungannya Desember 2013 ke Kuil Yasukuni di Tokyo untuk mengenang korban perang. Namun Abe mengatakan pada Jumat lalu bahwa perjanjian tidak mencakup isu-isu spesifik seperti kunjungan ke kuil tersebut.

Wakil Sekretaris Kabinet Katsunubo Kato Jepang mengatakan isu pulau yang disengketakan atau kuil Yasukuni tidak dibicarakan langsung dalam pertemuan.

Abe mengatakan kedua pemimpin telah sepakat untuk memulai perencanaan mekanisme krisis maritim, yang dirancang untuk mencegah bentrokan pada saat kapal patroli dan jet tempur dari kedua negara beroperasi bersamaan di kepulauan yang disengketakan di Laut Tiongkok Timur, yang dikendalikan oleh Jepang tetapi juga diklaim oleh Beijing.

Namun, Abe sebelumnya mengatakan bahwa telah ada perubahan dalam sikap Jepang mengenai kepulauan tersebut. Diplomat Tiongkok, Yang Jiechi, telah mendesak Jepang untuk menangani dengan serius masalah sensitif seperti sejarah dan pulau-pulau.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER