HUBUNGAN RUSIA-BARAT

Rusia Luncurkan Media Sebagai Alat Propaganda

CNN Indonesia
Selasa, 11 Nov 2014 13:25 WIB
Pemerintah Rusia meluncurkan media internasional resmi baru, Sputnik, dengan alasan untuk menghalau segala bentuk propaganda yang dilakukan media Barat.
Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan sebuah media resmi internasional baru, Sputnik. (Reuters/Maxim Shemetov)
Moscow, CNN Indonesia -- Rusia meluncurkan sebuah media resmi internasional baru, Sputnik, untuk menghentikan propaganda agresif yang dilakukan oleh negara-negara Barat.

"Kami menentang propaganda agresif yang dilakukan dunia," ujar Dmitry Kiselyov, pada Senin (10/11).

Kiselyov merupakan pembawa berita di televisi konservatif yang juga mengepalai media Rossiya Segodnya, yang dibuat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu untuk mempromosikan citra Rusia ke luar negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tentu saja akan menyediakan alternatif pada dunia. Ada tuntutan untuk ini," ujar Kiselyov menambahkan.

Tindakan Rusia ini seakan menjawab sikap Amerika Serikat yang menuduh Putin bertanggung jawab atas krisis Ukraina, sehingga membuat hubungan Moskow dengan negara Barat lainnya meregang.

Meskipun Moskow membantah telah memulihkan kembali teknik bergaya Soviet ini, Kiselyov mengaku secara pribadi bahwa mereka melancarkan perang propaganda dengan gaung Perang Dingin.

Dalam presentasi berteknologi tinggi di pusat media yang pernah menjadi tempat konferensi pers di era Perang Dingin, salah satu wartawan favorit Presiden Vladimir Putin ini menjelaskan rencananya untuk memperbaiki citra Rusia yang hancur.

Kiselyov yang dianggap sebagai salah satu kepala propaganda Moskow ini berdiri di atas panggung di depan layar besar yang memperlihatkan langit penuh bintang yang memberi akses untuk siaran televisi dari seluruh dunia.

Kiselyov menjelaskan Sputnik akan beroperasi dengan sistem multimedia, seperti siaran televisi, stasiun radio, situs internet, aplikasi untuk handphone, sosial media serta pusat media di beberapa negara. 

Sputnik nantinya akan memiliki cabang baru di 30 kota, termasuk Washington, London, Berlin, Paris, Rio de Janeiro dan ibukota negara-negara mantan republik Soviet lainnya.

Di beberapa cabang tersebut, Sputnik akan memperkerjakan sekitar 30 hingga 100 staf.

Dalam sebuah siaran Radio Moscow, stasiun radio berbahasa asing di era Soviet yang cukup populer di luar negeri, Sputnik mengaku akan mulai siaran di 34 negara, dalam 30 bahasa pada akhir tahun depan.

Kiselyov tidak akan merugi biaya, namun salah satu petugas menilai bahwa uang bukan prioritas utama media ini.

Mayoritas media Rusia bersikap loyal terhadap Putin, sementara pihak oposisi hanya mendapat sedikit keleluasaan di media Rusia.

Presiden Putin menjaga media-media di Rusia secara ketat sebagai bagian penting untuk menjaga kekuasaannya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER