Mumbai, CNN Indonesia -- Seng fosfida, bahan kimia yang sering digunakan untuk membuat racun tikus, ditemukan di dalam obat untuk para wanita yang menjalani program sterilisasi di kota Bilaspur, negara bagian Chhattisgarh, India.
Temuan yang diungkapkan pejabat setempat, Siddhartha Pardeshi, semakin menguatkan dugaan malapraktik dalam operasi sterilisasi di klinik di Bilaspur yang telah menewaskan sekitar 15 wanita dan melukai puluhan lainnya pada pekan lalu.
"Gejala yang ditunjukkan oleh para pasien sesuai dengan gejala keracunan seng fosfida," ujar Pardeshi, seperti dikutip dari
Reuters, Sabtu (15/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pardeshi mengungkapkan tes awal yang dilakukan pemerintah kota Bilaspur setelah mendapat informasi bahwa seng fosfida ditemukan di pabrik terdekat dari Mahawar Pharmaceuticals, sebuah perusahaan yang menyuplai obat untuk klinik sterilisasi dan keluarga berencana yang dikelola pemerintah.
Pardeshi mengatakan pihak berwenang telah mengirim sampel yang lebih banyak ke laboratorium di kota Delhi dan Kalkuta untuk memverifikasi temuan awal tersebut.
Praktik sterilisasi massal merupakan bagian dari program pemerintah dalam menanggulangi pembengkakan populasi India yang saat ini mencapai 1,2 miliar. (Reuters/Stringer) |
Penyelidikan sebelumnya menemukan bahwa peralatan yang digunakan tidak higienis, berkarat, dan ruang bedah yang kotor, membuat sekitar 80 wanita yang menjalani sterilisasi menderita sakit.
Kesimpulan ini diambil karena para korban memperlihatkan gejala keracunan. Korban selamat diduga telah mengalami kerusakan ginjal.
"Laporan awal menunjukkan bahwa peralatan yang digunakan berkarat dan obat yang diberikan palsu," kata Pardeshi kepada
Reuters, Rabu (12/11) lalu.
Sementara itu, para korban sterilisasi dari desa sekitar terus membanjiri sejumlah rumah sakit dengan keluhan seperti muntah, pusing dan bengkak di beberapa bagian tubuh. Sebagian besar dari mereka mengaku telah mengkonsumsi obat dari Mahawar Pharmaceuticals.
Seorang dokter dari rumah sakit setempat menyatakan kepada Reuters bahwa para pasien yang belum menjalani operasi sterilisasi telah mengkonsumsi antibiotik yang sama.
Hingga saat ini, pemerintah negara bagian Chhattisgarh menyatakan telah menyita 200 ributablet Ciprocin 500 dan lebih dari 4 juta tablet lain yang diproduksi oleh Mahawar Pharmaceuticals.
Pihak kepolisian juga telah menangkap Direktur Mahawar Pharmaceuticals, Ramesh Mahawar dan putranya. Keduanya menyatakan tidak bersalah.
Penyidik juga menemukan bahwa R.K. Gupta, seorang dokter berpengalaman, telah melakukan operasi sterilisasi dengan teknik tubektomi pada 80 wanita dalam waktu kurang dari tiga jam pada Sabtu pekan lalu.
Operasi itu dilakukan di sebuah rumah sakit swasta yang tidak lagi beroperasi, dengan lingkungan bedah yang kotor.
Gupta membantah telah melakukan kesalahan prosedur dan justru menyalahkan para wanita yang meminum obat sembarangan.
Praktik sterilisasi massal ini dilakukan sebagai bagian dari program pemerintah dalam menanggulangi pembengkakan populasi India yang saat ini mencapai 1,2 miliar.
Operasi sterilisisasi adalah hal yang biasa dilakukan di India untuk menurunkan tingkat populasi di negara tersebut, karena terbilang murah dan efektif.
Menurut data pemerintah, mereka punya target untuk mensterilkan 165 ribu wanita dan 26 ribu pria di Chhattisgarh pada periode 2013-2014.
Akibat operasi sterilisasi, tingkat kelahiran India turun dalam beberapa dekade terakhir, namun tetap menempati urutan tertas sebagai negara dengan pertumbuhan penduduk tercepat di dunia.