Dhaka, CNN Indonesia -- Lebih dari 600 korban perdagangan manusia dari Bangladesh dan Myanmar berhasil diselamatkan di lepas pantai Asia Selatan dalam operasi tunggal terbesar pemerintah Bangladesh, menurut juru bicara angkatan laut di Dhaka pada Selasa (18/11).
Juru bicara angkatan laut Bangladesh, Perwira M. Rashed Ali mengatakan seluruh korban ini ditemukan di kapal pemukat ikan berukuran 22 meter yang mengibarkan bendera Myanmar di Cox's Bazar, 400 kilometer dari pusat kota Dhaka.
Ia mengatakan bahwa kapal pemukat ini sedang menunggu kapal lainnya yang membawa korban perdagangan manusia menuju Malaysia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat belas awak ditahan dalam operasi ini.
Petugas penjaga pantai Bangladesh mengatakan orang-orang yang diperdagangkan ini berharap kapal akan menuju Malaysia.
Namun di tengah perjalanan, mereka seringkali diculik dan dibawa ke hutan persembunyian di Thailand.
Mereka ditahan di sana untuk ditukar dengan sejumlah tebusan dari kerabat korban.
Jika tebusan tidak dibayarkan, para pedagang ini akan membunuh atau menjual mereka sebagai budak.
Menurut kerabat dan kelompok advokasi yang menangani minoritas yang teraniaya, ribuan warga Rohingya yang meninggalkan Myanmar pada bulan lalu belum mencapai tempat tujuan mereka sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa kapal mereka telah dihalangi sebelum sampai di tempat tujuan.
Sekitar 12 ribu warga Rohingya yang mayoritas merupakan warga tanpa kewarganegaraan dan beragama Muslim ini meninggalkan Rakhine, Myanmar, sejak 15 Oktober, menurut Chris Lewa dari Proyek Arakan yang menjalani misi migrasi di Teluk Benggala.
Sementara itu, empat ribu warga lainnya, termasuk Rohingya dan Bangladesh, meninggalkan Bangladesh pada waktu yang sama.