Yerusalem, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas atas kekerasan yang kian marak di Yerusalem, terbaru adalah penikaman di sebuah sinagoga yang menewaskan empat orang jemaah Yahudi dan dua pelaku warga Palestina.
"Ini adalah bukti langsung dari provokasi yang dilakukan oleh Hamas dan Abu Mazen (panggilan Mahmoud Abbas), provokasi yang tidak dihiraukan oleh komunitas internasional," kata Netanyahu, Selasa (18/11).
Menyusul peristiwa itu, Netanyahu langsung mengadakan pertemuan dengan pejabat tinggi keamanan Israel dan bersumpah akan menghadapinya dengan tangan besi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan merespon dengan tangan besi setiap pembunuhan brutal warga Yahudi yang datang ke sinagoga untuk beribadah dan berhadapan dengan pembunuh yang tercela," kata Netanyahu.
Juru bicara kepolisian Israel, Micky Rosenfeld, mengatakan bahwa insiden itu terjadi sekitar pukul 7.15 pagi saat sekitar 10 orang jemaah sinagoga di wilayah Har Nof bagian barat Yerusalem tengah beribadah.
Dua pelaku menikam para jemaah dengan kapak dan pisau, seorang di antara mereka diyakini membawa senjata api. Polisi menyisir lokasi untuk mencari kemungkinan adanya pelaku ketiga. Warga sekitar diminta untuk tidak keluar rumah.
Empat korban tewas-sebelumnya dilaporkan lima- dan enam lainnya terluka. Dua pelaku ditembak mati polisi.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengeluarkan pernyataan tandingan yang mengatakan bahwa penyebab meningkatnya kekerasan di Yerusalem adalah akibat pendudukan Israel.
"Waktunya sudah tiba bagi Israel menghentikan pendudukan dan menghentikan penyebab ketegangan serta kekerasan, dan kami berkomitmen untuk mencari jalan keluar yang adil berdasarkan solusi dua negara sesuai dengan hukum internasional," kata Abbas melalui kantor kepresidenannya.
Abbas dalam kesempatan itu juga mengecam serangan ke sinagoga sembari mengatakan setiap serangan ke tempat ibadah dan warga sipil dilarang.
"Presiden mengecam serangan terhadap umat Yahudi di salah satu tempat ibadah mereka di Yerusalem Barat dan mengutuk pembunuhan warga sipil siapapun yang melakukannya," ujar kantor kepresidenan Abbas.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ikut angkat bicara dengan mengatakan bahwa serangan itu adalah "murni terorisme".
"Tindakan ini tidak punya tempat dalam kehidupan manusia. Mereka yang datang untuk memuja Tuhannya di sinagoga ditikam dan dikapak, dibunuh di tempat suci mereka, adalah tindakan yang murni terorisme dan brutal," kata Kerry.
Situasi ini tidak ayal menambah daftar panjang korban penyerangan dan pembunuhan dalam beberapa bulan terakhir.
Lima warga Israel dan seorang warga asing ditabrak dan dibunuh atau ditikam hingga tewas oleh warga Palestina dalam sebulan terakhir. Puluhan warga Palestina juga tewas dibunuh tentara Israel, termasuk mereka yang melakukan penyerangan.
Menurut warga, rangkaian kekerasan di Yerusalem ini dimulai pada Juli lalu saat remaja Palestina diculik kelompok radikal Israel dan ditemukan tewas terbakar.
Aksi itu diduga adalah bentuk balas dendam atas kematian tiga warga Yahudi oleh militan Palestina di Tepi Barat.
Kisruh di Kota Tua Yerusalem tempat berdirinya Masjidil Aqsa dan Kuil Gunung beberapa waktu lalu juga masih akan menambah ketegangan.