DAFTAR TERORIS

Kelompok Cendekiawan Protes Daftar Teroris

CNN Indonesia
Senin, 17 Nov 2014 15:45 WIB
Persatuan Cendekiawan Islam Internasional memprotes keputusan Uni Emirat Arab memasukkannya ke dalam daftar organisasi teroris.
Kelompok Syiah Houthi di Yaman juga masuk dalam daftar teroris UEA karena dianggap mengancam keamanan dalam negeri negara Teluk itu. (Reuters/Mohamed al-Sayaghi)
Dubai, CNN Indonesia -- Sekelompok cendekiawan Islamis yang dipimpin oleh ulama berpengaruh menyatakan "keheranan" setelah dimasukkan sebagai kelompok teroris oleh Uni Emirat Arab, UEA.

Dalam pernyataan tertulis Persatuan Cendekiawan Islam Internasional mendesak Uni Emirat Arab mencabut kelompok ini dari daftar organisasi teroris yang dibuat oleh kabinet negara itu.

Kabinet UEA memasukkan 85 organisasi ke dalam daftar teroris dalam upaya melawan kegiatan yang disebutnya "kejahatan teroris".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan ini menyebutkan bahwa UEA memasukkan kelompok mereka ke dalam daftar "tidak berdasarkan analisis atau penyelidikan, baik secara hukum, logis ataupun rasional."

Pernyataan ini juga ditandatangani oleh ketua bersamanya, Youssef al-Qaradawi yang berbasis di Qatar.

"Persatuan Cendekiawan menyatakan keheranan luar biasa dan mendalam karena dimasukkan ke dalam daftar oleh UEA bersama kelompok-kelompok teroris dan menolak sepenuhnya," ujar pernyataan kelompok yang didirikan untuk mempromosikan beasiswa dan pengetahuan tentang Islam.

Kelompok lain yang masuk dalam daftar itu adalah Fron Nusra dan ISIS, yang sedang memerangi Presiden Suriah Bashar al-Assad, sejumlah kelompok militan Syiah Islam seperti gerakan Houthi di Yaman, dan Ikhwanul Muslimin dari Mesir yang memiliki hubungan dekat dengan Qaradawi.

Daftar ini juga memasukkan sejumlah kelompok kemanusiaan, bantuan dan asosiasi komunitas Muslim di dunia Arab dan negara-negara Barat.

Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional mengatakan daftar Uni Emirat Arab itu tidak memasukkan kelompok-kelompok yang terlibat dalam kegiatan yang disebutnya "terorisme non-Islamis" terhadap Muslim.

Fakta ini membuat kelompok tersebut mempertanyakan motif dibalik pengelompokkan organisasi teroris tersebut.

Langkah UEA ini sejalan dengan keputusan Arab Saudi pada Maret yang dipandang sebagai bagian dari kampanye kerajaan itu, UEA dan Bahrain untuk menekan Qatar agar mengurangi dukungan pada gerakan-gerakan Islamis di Timur Tengah.

Kerajaan Arab Saudi yang merupakan sekutu AS ini tidak mempercayai Ikhwanul Muslimin karena doktrin-doktrinnya mempertanyakan prinsip dinasi kerajaan.

Satu pertanda bahwa pertikaian soal dukungan Doha terhadap kelompok-kelompok Islamis mulai mengendur adalah ketika pada Minggu (16/11) Arab SAudi, UEA dan Bahrain setuju menempatkan kembali duta besar mereka di Qatar.

Pengumuman Dewan Kerjasama Teluk, GCC, ini dikeluarkan setelah pertemuan darurat mengenai pertikaian yang mengancam penyelenggaraan pertemuan puncak tahunan yang akan diselenggarakan di Doha pada Desember.

Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, ketiga negara itu menarik duta besar mereka dari Qatar setelah menuduh pemerintah negara tersebut mengancam keamanan dalam negeri masing-masing karena mendukung Ikhwanul Muslimin.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER