PEMBERONTAK KOLOMBIA

FARC Sandera Jenderal Militer Kolombia

CNN Indonesia
Rabu, 19 Nov 2014 09:50 WIB
FARC menyandera seorang jenderal militer Kolombia, yang merupakan sandera dengan jabatan tertinggi dalam konflik selama lima dekade di Kolombia.
Konflik antara FARC dan pemerintah Kolombia telah menewaskan 200 ribu orang dalam 50 tahun. (Getty Images/Carlos Villalon)
Bogota, CNN Indonesia -- Pemberontak FARC Kolombia menangkap seorang jenderal angkatan darat di daerah hutan terpencil pada Selasa (18/11) dan mendesak pemerintah untuk memikirkan kembali penangguhan pembicaraan damai.

Proses perdamaian yang sudah berjalan dua tahun kini menghadapi krisis yang paling serius setelah pemberontak menahan Jenderal Ruben Dario Alzate dan dua lainnya, tanpa menawarkan apapun untuk membebaskan mereka.

Alzate sejauh ini adalah sandera militer dengan jabatan tertinggi yang pernah disekap di Kolombia. Ia ditangkap pada Minggu (16/11) setelah mendarat dari kapal di sungai dekat kota Quibdo, Choco.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang tentara dan seorang pengacara yang bersamanya juga ditangkap.

"Ketiga orang itu ditangkap oleh unit kami karena melibatkan musuh  militer yang sedang melakukan tugasnya di zona perang," kata pemimpin FARC Jorge Torres Victoria kepada wartawan di Havana, Kuba.

Dalam pidato Senin (17/11), Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengatakan pembicaraan untuk mengakhiri perang selama lima dekade dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) tidak akan dilanjutkan sampai tiga sandera dilepaskan.

FARC adalah kelompok militan kiri yang dikenal mendapatkan dana untuk pemberontakan mereka dari bisnis obat-obatan terlarang.

Santos sebelumnya telah memperingatkan bahwa FARC membahayakan proses perdamaian karena menculik dua tentara lainnya pekan lalu dan terus melakukan serangan terhadap infrastruktur dan warga sipil.

Militer Kolombia telah mengirimkan pasukan melalui udara, sungai dan darat untuk mencari Alzate di wilayah hutan yang memiliki tiga sungai utama dan aliran besar ke garis pantai yang menjadi lokasi pesebaran FARC.

Menurut Kolombia, ini bisa menjadi final dari proses negosiasi panjang dan berliku antara pemerintah adn FARC sejak 2012.

Proses perdamaian terakhir dengan FARC gagal pada tahun 2002 setelah kelompok itu menggunakan zona demiliterisasi untuk membangun kekuatan tempurnya, mengintensifkan perdagangan kokain dan menyandera banyak orang.

Konflik terpanjang di Amerika Latin ini telah menewaskan sekitar 200 ribu orang selama 50 tahun.

Pemimpin FARC pada Selasa mengatakan pihaknya bersedia untuk melepas Alzate tetapi nasibnya ditentukan oleh komandan Ivan Rios Bloc di wilayah barat laut Choco.

Risiko pekerjaan

Istri Alzate Claudia Farfan, mengatakan kepada media lokal ia shock, meskipun terbiasa dengan kehidupan militer.

"Saya tahu ini adalah risiko pekerjaan, tapi tidak pernah terlintas di pikiran saya bahwa sesuatu seperti ini akan terjadi," kata Farfan, yang kakak dan ayahnya juga bertugas di angkatan bersenjata.

FARC mengatakan telah menghentikan penculikan untuk uang tebusan, tetapi menculik personil militer adalah target yang adil di masa tanpa gencatan senjata. FARC juga menyebut tindakan Santos untuk menangguhkan pembicaraan perdamaian sebagai tindakan yang impulsif.

Di sisi lain, Santos berada di bawah tekanan politik dari para kritikus sayap kanan yang mendesak militer Kolombia harus mengalahkan FARC dan pembicaraan damai harus dihentikan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER