SANDERA AS

AS Tak Akan Bayar Uang Tebusan untuk Sandera

CNN Indonesia
Rabu, 19 Nov 2014 03:30 WIB
Meskipun melakukan kajian ulang terkait pengaturan pembebasan warga AS yang disandera di luar negeri, AS tetap menentang pembayaran tebusan kepada teroris.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama tetap tidak akan menyetujui pembayaran uang tebusan kepada organisasi teroris untuk membebaskan sandera. (Reuters/Jason Reed)
Washington, D.C, CNN Indonesia -- Presiden Barack Obama menekankan pemerintahnya tak akan membayaran uang tebusan bagi warga Amerika Serikat yang menjadi tahanan kelompok militan di luar negeri.

Sejak musim panas lalu, Obama telah memerintahkan kajian komprehensif atas kebijakan AS soal pembebasan sandera seiring meningkatnya jumlah warga AS yang disandera oleh ISIS dan kelompok militan lainnya di luar negeri.

Dalam beberapa bulan terakhir saja, kelompok militan ISIS telah memenggal tiga orang warga negara AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satu hal yang jelas kajian ini tidak memperbolehkan pembayaran uang tebusan kepada organisasi teroris meskipun mereka menahan sandera," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest, seperti ditulis Reuters, Selasa (18/11).

Earnest menyatakan Obama percaya bahwa pembayaran uang tebusan kepada teroris tidak akan menyelesaikan masalah dan hanya akan menimbulkan masalah jangka panjang .

"Jika teroris bisa mendapatkan uang dengan menangkap warga AS, maka akan memberikan resiko yang lebih besar kepada warga ketika berada di luar negeri," kata Earnest.

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa kajian akan mencakup penekanan pada memeriksa keterlibatan keluarga, pengumpulan intelijen dan kebijakan keterlibatan diplomatik.

"Tujuan pemerintah selalu untuk menggunakan setiap sumber daya yang tepat dalam batas hukum untuk membantu keluarga membawa pulang orang yang mereka cintai," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Alistair Baskey dalam sebuah pernyataan, Senin (17/11) lalu.

Dalam pernyataannya Baskey juga menyatakan AS akan bekerja sama dengan departemen terkait seperti militer, intelijen, penegak hukum serta korps diplomatik untuk membebaskan sandera Amerika.

Akhir pekan lalu, ISIS telah mengeksekusi mati petugas bantuan kemanusian asal AS, Peter Kassig.

Sebelumnya, ISIS juga telah memenggal kepala wartawan AS Steven Sotloff.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER