ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain wabah mematikan Ebola, adapun ancaman defisit cokelat sebesar 1 juta ton yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2020 mendatang.
Barry Callebaut yang mengoperasikan 52 pabrik cokelat di seluruh dunia telah mengingatkan bahwa konsumen akan menghadapi krisis cokelat, kecuali aktivitas produksi bisa ditingkatkan agar memenuhi permintaan pasar.
Nyatanya tidak semua pihak setuju. Direktur ekonomi di International Cocoa Organisation, Laurent Pipitone, mengatakan defisit tersebut nampaknya 'hanya' sekitar 100 ribu ton, walau harga biji kakao memang melonjak sekitar dua pertiga sejak 2012, yakni 2 ribu poundsterling per ton (sekitar Rp 38 juta).
Barry Callebaut merasa 'terisolasi' dengan kenaikan harga biji kakao. Pihaknya pun sempat menyarankan para kliennya mencoba taktik penghematan uang yang mungkin bisa diterapkan, yaitu penghematan isi cokelat.
Meskipun bukan merupakan negara epidemi Ebola, Pantai Gading terletak di Afrika Barat dan berbatasan langsung dengan Liberia, Guinea, dan Ghana yang juga tengah dilanda kesengsaraan panen kakao.
Para petani di Abengourou, kota produksi kakao terbesar di Pantai Gading, mengeluhkan berbagai hambatan untuk memproduksi kakao, yaitu risiko penyakit, hujan yang tidak konsisten, dan tuntutan konsumen yang menginginkan penjualan biji cokelat dengan harga murah.
"Orang-orang di pemerintahan tidak peduli terhadap petani. Kami pun tidak bisa berbuat apa-apa. Sangat menyedihkan," ujar Armaud Kakou, seorang petani kakao yang berusia 40 tahun.
Para petani di Pantai Gading selama ini menanam biji kakao untuk meningkatkan tingkat perekenomian negaranya, namun kehidupan mereka nyatanya tidak semakmur pendapatan negaranya.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah Pantai Gading menceritakan hal yang berbeda.
Menurut pemerintah setempat, pembaruan kebijakan harga pada 2012 lalu meningkatkan pendapatan dari produksi kokoa dalam jumlah besar, yakni 30 persen. Harga yang sudah ditetapkan adalah US$ 1,41 per kilogram, atau sekitar Rp17.200.
Mereka mengklaim panen tahun 2014 merupakan yang terbesar dalam sejarah Afrika Barat sejauh ini, Pantai Gading berhasil memproduksi 1,8 juta ton biji kakao. Jumlah tersebut naik 10 persen dari 2013 lalu.