New York, CNN Indonesia -- Warga kulit hitam di Amerika Serikat 21 kali lipat berisiko ditembak polisi ketimbang warga kulit putih. Hal ini terungkap dalam laporan media independen ProPublica Oktober lalu, di tengah penyelidikan kasus tewasnya Michael Brown di tangan opsir Darren Wilson di Kota Ferguson, Missouri.
ProPublica menyelidiki jumlah korban tewas akibat tembakan polisi berdasarkan laporan kepolisian dari 2010 hingga 2012, rentang waktu yang tercatat dalam dokumen terbaru FBI.
Dalam laporan tersebut, ada 1.217 orang yang ditembak mati oleh polisi dalam rentang tiga tahun. Data menunjukkan, rata-rata angka pembunuhan warga kulit hitam usia 15 hingga 19 tahun oleh polisi mencapai 31,17 per sejuta orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara kulit putih hanya 1,47 per sejuta orang. Artinya, angka kematian kulit hitam akibat ditembak polisi lebih tinggi sekitar 21 kali lipat.
Menurut catatan pembunuhan oleh polisi yang dimiliki FBI antara tahun 1980 hingga 2012, ada 41 remaja usia 14 tahun yang ditembak polisi. Dari jumlah itu, 27 di antaranya adalah warga kulit hitam, sementara kulit putih hanya 8 orang.
Kebanyakan penembaknya adalah polisi kulit putih. Namun polisi kulit hitam juga tercatat pernah menembak mati tersangka kejahatan namun jumlahnya hanya 10 persen, dan 78 persen di antaranya adalah warga kulit hitam.
Sebanyak 151 kasus pembunuhan remaja oleh polisi dilakukan karena korban kabur atau melawan saat ditahan. Sebanyak 67 persen yang terbunuh akibat sebab tersebut adalah warga kulit hitam.
Menurut Colin Loftin, professor di University at Albany dan wakil direktur di Violence Research Group, data FBI itu adalah jumlah minimal pembunuhan oleh polisi.
Loftin menegaskan, mustahil mengetahui secara pasti jumlah pembunuhan oleh polisi karena banyak yang tidak melaporkannya. Namun data tersebut tidak bisa dipungkiri menunjukkan bentuk diskriminasi terhadap warga kulit hitam.
"Tidak perlu ditanyakan lagi, ada berbagai macam bentuk disparitas ras di sistem pengadilan kriminal kita dan data ini menunjukkan salah satu contohnya," kata Loftin.
Penembakan Brown oleh Wilson Agustus lalu menuai perhatian publik Amerika beberapa bulan terakhir. Senin malam, juri memutuskan bahwa Wilson tidak bisa didakwa setelah mendengar kesaksian dari 60 orang saksi.
Peristiwa ini menyebabkan ketegangan di Ferguson saat massa yang marah terhadap keputusan itu memicu kerusuhan dengan pembakaran dan penjarahan.
Baca juga:
Polisi Penembak Pemuda Kulit Hitam Dinyatakan Tidak Bersalah