Washington, CNN Indonesia -- Presiden Barack Obama mencoba meredam kemarahan warga Kota Ferguson menyusul keputusan juri yang menyatakan polisi penembak pemuda kulit hitam tidak bersalah.
Dalam pidatonya pada Senin malam (24/11), Obama menyadari bahwa keputusan tersebut tidak akan memuaskan banyak pihak di Ferguson. Kemarahan warga, menurut Obama, adalah sesuatu yang wajar. (Baca:
Polisi Penembak Pemuda Kulit Hitam Dinyatakan Tidak Bersalah)
"Ada warga Amerika yang setuju dengan keputusan itu dan ada yang kecewa, bahkan marah. Itu adalah reaksi yang bisa dipahami. Tapi mereka yang marah harus menunjukkannya dengan protes damai dan menyalurkan energi mereka ke arah yang konstruktif," kata Obama, dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa yang marah turun ke jalan-jalan di Ferguson usai keputusan juri pada Senin malam. Mereka terlihat membakar mobil dan menghancurkan kaca-kaca toko di sekitar Ferguson.
Aksi ini sebelumnya juga terjadi di Ferguson saat warga memprotes penembakan Michael Brown, 18, oleh opsi Darren Wilson, di distrik St. Louis, Ferguson, Agustus lalu. (Baca:
Warga Ferguson Memprotes Keputusan Dewan Juri)
Insiden ini melebar menjadi isu rasisme di kota yang mayoritas penduduknya kulit hitam namun polisi dan pejabat pemerintah kebanyakan kulit putih tersebut.
Obama mengakui bahwa di beberapa wilayah di Amerika hubungan polisi dan warga kulit hitam tidak akur. Dia menegaskan masalah ini harus segera diatasi, salah satunya adalah menambah personel kulit hitam di kepolisian.
"Hal ini terjadi akibat diskriminasi ras di negara ini dan ini tragis. Berita baiknya, kita bisa melakukan beberapa hal untuk memperbaikinya," kata Obama.
Selain di Ferguson, insiden yang melibatkan polisi dan warga kulit hitam juga terjadi di Cleveland. Akhir pekan lalu, dua polisi menembak mati seorang bocah kulit hitam berusia 12 tahun bernama Tamir Rice karena dikira membawa pistol, yang ternyata hanya replika. (Baca:
Bawa Pistol Mainan, Bocah AS Ditembak Mati Polisi)
Pidato Obama ini dilakukan di tengah demonstrasi sekitar 200 orang di luar Gedung Putih, yang meneriakkan "Kami semua Michael Brown."