Moskow, CNN Indonesia -- Penurunan harga minyak dunia ditambah sanksi ekonomi Amerika Serikat telah merugikan Rusia hingga US$ 140 miliar per tahun, berdasarkan perkiraan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov.
Dalam pidatonya, Senin (24/11), Siluanov mengatakan kerugian terbesar disebabkan oleh anjloknya harga minyak mentah. Akibat fenomena ini, Rusia rugi US$90-100 miliar per tahun.
Rusia yang merupakan salah satu eksportir minyak terbesar dunia menderita akibat penurunan harga minyak dunia sebesar 30 persen sejak Juni lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini diperparah dengan sanksi ekonomi Barat yang membuat Rusia merugi hingga US$ 140 miliar per tahun.
Sanksi dijatuhkan AS, Eropa dan negara lainnya tahun ini sebagai hukuman bagi Rusia yang dianggap ikut campur dalam konflik bersenjata di Ukraina.
Pemerintah Moskow membalasnya dengan menghentikan impor makanan dari negara-negara pemberi sanksi, merugikan eksportir Eropa dan bisnis makanan secara global.
Siluanov sebelumnya telah menyampaikan akan mengurangi pengeluaran hingga 10 persen untuk menyiasati kurangnya pemasukan negara.
Oktober lalu, dia mengatakan, Kremlin bekerja dengan "realitas ekonomi alternatif" dengan menetapkan anggaran seakan-akan harga minyak masih US$100 per barel. Padahal, minyak dunia saat itu telah berada di bawah angka US$80 per barel.
Siluanov juga mengatakan, bahwa setiap hari warga Rusia mengonversi tabungan mereka dari rubles ke mata uang negara lain karena nilainya yang terus turun.
Ruble Rusia turun sekitar 27 persen dibandingkan dollar Amerika sejak awal tahun ini.
Sumber: CNN