KESETARAAN GENDER

Ditolak Masuk, Pria Jepang Gugat Kampus Khusus Wanita

CNN Indonesia
Rabu, 26 Nov 2014 20:00 WIB
Seorang pria Jepang yang ditolak masuk Universitas Wanita Fukuoka menggugat kampus khusus wanita itu atas tuduhan diskriminasi gender.
Tingkat kesetaraan gender di Jepang tak bisa dibilang baik. Banyak wanita Jepang tidak memiliki pekerjaan walaupun berpendidikan tinggi. (Ilustrasi/GettyImages/Justin Sullivan)
Tokyo, CNN Indonesia -- Seorang pria muda Jepang yang tidak diterima oleh Universitas Wanita Fukuoka memutuskan untuk menggugat universitas khusus wanita tersebut atas tuduhan diskriminasi gender.

Seperti diberitakan media lokal, Asahi Shimbun, pria yang ingin mempelajari ilmu gizi di perguruan tinggi itu, mendesak agar pihak kampus dapat memperbolehkannya untuk mengikuti tes masuk.

"Tidak memungkinkan orang untuk menjalani ujian masuk telah melanggar Pasal 14 dari konstitusi yang menekankan kesetaraan di mata hukum," kata pria yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut, seperti ditulis Channel News Asia, Rabu (26/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria tersebut ingin menuntut ilmu di Universitas Wanita Fukuoka karena kampus itu merupakan satu-satunya universitas negeri yang membuka departemen ilmu pangan dan kesehatan. Pria yang bercita-cita sebagai ahli gizi ini tak sanggup untuk berkuliah di kampus swasta.

Dalam gugatannya, pria tersebut juga menuntut pihak kampus untuk membayar denda sejumlah 500 ribu Yen, atau setara dengan Rp51 juta.

"Di masa lalu, universitas khusus wanita diperlukan agar wanita mendapat pendidikan yang setara dengan pria. Namun, hal itu tidak diperlukan lagi saat ini," kata pengacara si pria, seperti ditulis media milik pemerintah Jepang, Kyodo.

Seorang pejabat universitas menolak memberi komentar atas kasus ini.

"Kami tidak menerima lamaran dari calon mahasiswa pria. Selama 91 tahun kami berdiri, kami memfokuskan diri kepada pendidikan wanita agar mampu menghasilkan para pemimpin wanita," kata pejabat tersebut.

Meskipun hanya terbuka bagi wanita, situs kampus tersebut menyebutkan jajaran dosen didominasi oleh pria. Bahkan, kepala universitas tersebut adalah seorang pria.

"Setiap universitas memiliki hak untuk mengatur ujian masuk dan menetapkan jenis pendidikan yang mereka tawarkan," kata seorang pejabat kementerian pendidikan.

Tingkat kesetaraan gender di Jepang tak bisa dibilang baik. Banyak wanita Jepang tidak memiliki pekerjaan walaupun berpendidikan tinggi.

Perdana Menteri Shinzo Abe telah mencangankan program Abenomics, yang bertujuan untuk meningkatkan kesempatan wanita duduk di pemerintahannya.

baca juga: Dua Menteri Jepang Mengundurkan Diri
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER