Beijing, CNN Indonesia -- Tiongkok, pasar terbesar tembakau, sedang mempertimbangkan draf undang-undang untuk melarang merokok di dalam ruangan, membatasi merokok di luar ruangan dan menghentikan iklan rokok, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.
Draf yang terbuka untuk masukan publik itu diusulkan oleh kantor urusan legislatif Dewan Negara, atau kabinet. Isinya termasuk rencana untuk membatasi adegan merokok dalam film dan acara TV, tulis Xinhua pada Senin (24/11).
Tiongkok menghadapi krisis kesehatan yang berhubungan dengan rokok, dengan lebih dari 300 juta perokok dan ratusan juta lebih menjadi perokok pasif setiap tahun. Namun, rokok merupakan bagian dari struktur sosial China dan peraturan merokok akan menghadapi banyak kesulitan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketergantungan berat pemerintah kepada pajak tembakau telah menjadi hambatan besar bagi upaya anti-merokok.
Tahun lalu, industri tembakau memberikan kontribusi lebih dari US$ 131,70 miliar ke kas pemerintah dan jumlah ini naik 14 persen setiap tahunnya.
Sumber Reuters mengatakan pada September bahwa lobi-lobi intensif oleh perusahaan tembakau negara telah mengakibatkan melemahnya undang-undang kontroversial yang dimaksudkan untuk memperkenalkan larangan iklan rokok.
Rancangan peraturan akan melarang merokok di tempat umum, dalam ruangan, rumah sakit anak-anak dan wanita serta di tempat-tempat kebugaran, kata Xinhua.
Rancangan tersebut juga melarang menjual rokok kepada anak di bawah umur melalui mesin penjual.
Draf juga menyatakan akan mendesak PNS, guru dan staf medis untuk memimpin dalam pengendalian tembakau. Guru dan tenaga medis juga tidak akan diizinkan untuk merokok di depan siswa atau pasien.