Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kehakiman Aljazair Tayeb Louh mengatakan pada Rabu (26/11) bahwa militer negaranya telah membunuh pejuang militan yang terlibat dalam penculikan dan pemenggalan seorang turis Perancis, Herve Gourdel, pada September lalu.
Khalifah Tentara, sebuah kelompok yang bersekutu dengan Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS, mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Gourdel dan mengatakan peristiwa tersebut adalah balasan atas intervensi Perancis di Irak.
"Ini muncul dari hasil penyelidikan terhadap pembunuhan warga Perancis Herve Gourdel bahwa salah satu yang melakukan pembunuhan ini telah dibunuh oleh pasukan militer saat operasi anti-teroris pada Oktober," ujar Louh kepada kantor berita nasional, APS, seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria usia 55 tahun asal Nice, Perancis, ini diculik ketika pejuang militan tersebut memberhentikan kendaraannya di pegunungan terpencil di timur Aljazair, di mana Gourdel berencana mendaki gunung.
Penculikan pria Perancis tersebut merupakan penculikan warga asing pertama oleh pejuang militan di Aljazair sejak negara Afrika Utara berhenti berperang melawan pejuang Islam pada 1990-an yang menewaskan sekitar 200 ribu orang.
Penculikan Gourdel terjadi setelah ISIS mendesak kelompok pengikutnya untuk menyerang warga sipil Amerika Serikat, Perancis, dan negara lain yang bergabung dalam koalisi untuk menghancurkan pergerakan mereka.
ISIS sendiri telah memenggal lima warga Barat di Suriah sejak Agustus lalu dan mengatakan bahwa pemenggalan ini merupakan balasan terhadap AS yang memimpin serangan udara di Irak dan Suriah.