ISIS

Dukung ISIS, Seorang Imam Bulgaria Dituntut

CNN Indonesia
Kamis, 27 Nov 2014 04:28 WIB
Seorang jaksa di Bulgaria menuntut seorang imam, Ahmed Mussa, bersama lima pria dan seorang perempuan karena mendukung kelompok militan ISIS.
Seorang imam di Bulgaria, Ahmed Mussa, bersama lima pria dan seorang perempuan, dituntut oleh jaksa setempat karena mendukung kelompok militan ISIS (Reuters/Hosam Katan)
Sofia, CNN Indonesia -- Seorang jaksa di Bulgaria pada Rabu (26/11) menuntut seorang imam setempat, Ahmed Mussa, bersama lima pria dan seorang perempuan karena mendukung kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS. Mereka terbukti melakukan propaganda ideologi anti-demokrasi dan menghasut untuk berperang.

Pasukan keamanan Bulgaria menggerebek lebih dari 40 rumah dan sebuah masjid di wilayah selatan Bulgaria pada Selasa (25/11). Dalam operasi penggerebekan, mereka menyita sejumlah buku dan komputer untuk mengungkap aktivitas kelompok ekstrimis ini. Penyidik juga menemukan sejumlah kaos, topi, bendera dan spanduk dengan logo ISIS.

Sebanyak 26 orang ditahan selama 24 jam dan 30 saksi mata diwawancarai selama operasi yang melibatkan lebih dari 400 petugas kepolisian, agen keamanan, jaksa dan penyidik berjalan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mussa adalah seorang yang berpendidikan sehingga ia menerima keputusan jaksa dan tidak menunjukkan kemarahan atas penahanannya," ujar Elvira Pankova, pengacara Mussa, seperti dilansir Reuters.

Wakil Kepala Kejaksaan, Borislav Sarafov mengatakan, Mussa sebelumnya beragama Kristen Roma lalu pindah ke Islam pada 2000 silam saat bekerja di Wina, Austria.

Menurut Sarafov, Mussa mengatakan kepada jamaahnya untuk bersiap berperang melawan umat Kristen untuk mencapai tujuan akhir dari kekhalifahan dunia. Ia berkhotbah dengan dikelilingi bendera ISIS.

Selain itu, kelompok Mussa juga berupaya merekrut pejuang untuk bergabung bersama ISIS dan ini sudah berlangsung sejak Juli hingga November 2014.

Mussa telah divonis setahun penjara karena menyebarkan ajaran Islam radikal pada Maret lalu. Ia kemudian dibebaskan sambil menunggu banding.

ISIS yang saat ini menduduki wilayah di Irak dan Suriah secara brutal telah membunuh warga sipil, termasuk mempublikasikan pemenggalan wartawan asing dan relawan.

Kelompok tersebut telah menjadi target serangan udara yang dilancarkan oleh Amerika Serikat dan sekutu.

Pemerintah Barat mengkhawatirkan warga sipil yang bergabung dengan kelompok ekstrimis tersebut rela berperang di Timur Tengah lalu kembali untuk menyerang negaranya sendiri.

Bulgaria mendukung koalisi melawan ISIS, namun tidak ikut serta dalam serangan militer seperti negara Barat lainnya.

Bulgaria merupakan negara Uni Eropa yang langka, di mana umat Muslim bukan merupakan imigran baru, tetapi komunitas turun temurun sejak dulu. Mereka mayoritas merupakan etnis turunan Turki dari pemerintahan Ottoman yang berakhir pada 1878.

Mereka tumbuh menjadi 12 persen dari jumlah populasi Bulgaria saat ini atau sekitar 7,3 juta orang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER